Jumat, 25 November 2016

PELURUSAN SEJARAH

PELURUSAN SEJARAH

Mari kaji bersama,
Jangan salah tafsir dan salah sambung,
Peta gambaran dimaksud sebagai ikhtiraf dan pelurusan sejarah,
Ada faseu menduduki lama, sebentar, sementara dan mewakili,
Jika kita salah sambung nasab,
Maka neraka jahannam tempatnya,

Karena di antaranya ada syarif/habaib dan serta merta dari golongan sahabat yg dikumpulkan dalam wadah padjajaran,

Padjajaran itu bukan hanya milik prabu siliwangi,
Sebelum zaman siliwangi dimaksud sudah berdiri adanya padjajaran yg tak tercatat sejarah,
Bukankah dalam setiap cerita itu perlu tau dan ada yg tdk perlu tau juga ada yg tidak mudah kita ketahui,

Mari kita renungkan sebuah pohon yang jika kita pelajari mendalam kita takkan mampu membedahnya tanpa tauhid,

Karna kalau kita kupas pohon itu,  maka pohon itu akan kering mati dan tak berbuah lagi,
Bahkan terputus akibat sudah tak berbiji,

Dan pohon pun ada yg mampu di cangkok kan,
Maka buahnya bukanlah buah berasal dr pohon dimaksud,
Buah hasil cangkok dengan buah asli dr pohonnha berbeda,
Buah hasil obat berbeda dengan buah asli pupuk kompas dan atau alami dalam tanah yg subur.

Inilah sebagi bukti ilmu tiada turunan,
Namun keturunan takkan tertukar,
Cinta tak butuh kerabat namun kerabat membutuhkan cinta.

Jangankan dikupas,  kita potong sebatang z andaikan salah memotong maka bisa mempengaruhi batang lainnya hingga mati,
Terkecuali kita potong yg sudah banyak benalunya,
namun bukankah bisa cukup kita buang benalunya n jangan potong batangnya, jagalah batangnya mungkin masih bisa berbuah manis,
kenapa tidak kita bersihkan agar tidak terkena benalu...???

Didalamnya ada pecahan siliwangi, mataram baru, singosari baru, Kuningan, sumedang,  subanglarang, soematra, palembang, atcjeh, jateng,  jatim,  bali, kalimantan, timor, sulawesi, malaysia, thailand mongol, india, arab dll.

Semua itu dimaksud memberitahukan bahwasanya kebanyakan nama adalah laqob/julukan panggilan,
Siapapun keturunannya mesti mengikhtiraf kembali kebenarannya,
Kadang sumber-sumber sejarah/catatan dimaksud ada kekeliruan dan kekhilafan,

Para Susuhunan Walisongo Baru 1,2,3
Para Susuhunan Siliwangi Baru 1,2,3
Para Susuhunan Mataram Baru 1,2,3
Para Susuhunan Majapahit Baru 1,2,3

Contoh :
Susuhunan Gunung Djati 1 itu syarif
Susuhunan Gunung Djati 2 non syarif/sahabat
Susuhunan Gunung Djati 3 Syarif
Susuhunan Gunung Djati 4 Non syarif

Kajian tersebut berbeda dengan kajian saat ini,
Beda kajian.
Srperti bentuk pulau yg terus berubah,
Seperti bentuk daerah dan tempat yg terus berkembang,
Seperti pohon dan tanaman yg terus membesar, berubah dan mati,

Kajian yg tdk bisa di campur aduk,
Kajian kerajaan dengan kewalian,
Kajian pemerintahan dengan keulamaan,
Bukankah ada garis tengah di dalamnya,
Kalo wali wujud bisa diceritakan adanya utusan wilayah dan utusan tempat,
Namun waliyulloh mustahil bisa di ceritakan teratur dan tertata karena ada batasan didalamnya,
Walinya sendiri memiliki batasan dan berbeda dengan sang penciptanya.

Jika kita menjelaskan kewalian belebihan dan tiada batasan nya itu merusak,
maka kita berlebihan,
Maka kita merasa paling benar,
Maka kita murtad
Karena yg tau kewalian hanyalah wali nya,
Dan waliyulloh itu kehendak Alloh,
Bukan kehendak si pencerita sejarah/ pembawa cerita, maka ada batasan di dalamnya,
Walloohu a'lam bishowab

Mari renungkan dan kita kaji kembali,
Siapa kita, ,,?
Apakah kita menyerupai atau tidak?
Dimana saudara kita,

Bukankah dzat, nama dan sifat itu berbeda,
Kesatuan dari ketiganya lah adalah kunci bersama,,,,
Kunci pelurusan sejarah yg ada,
Dimanapun berada,

Harta, tahta wibawa dan wanita adalah kunci pemisah, karena ada yg mampu membawanua dan ada yg tak mampu membawanya,  semua dikembalikan pada ilmu dan kemampuannya,

Bukan karena ilmu dan amal yg menghalangi dan atau membuka misteri didalamnya,
Apalagi terkait keturunan,
Keturunan dengan itrah itu berbeda,

Yg menghalangi pandangan dan petunjuk itu adalah hati kita sendiri,
Hubbud dunya/cinta dunia dan lupa alhirat.

Banyak yg mengejar dunia padahal mengejar akhirat
Dan
Banyak yg mengejar akhirat padahal mengejar dunia

Peganglah keduanya maka keselamatan dan ke tentraman dunia terlaksana,

Keseimbangan bijaksana dengan keseimbangan munafik itu jauh berbeda meskipun tidak jauh berada dan tampilannya,
Maka jangalah salah sasaran dan penempatan.

Walafu minkum,
Alfaqir wa dzhooif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Burung Hantu Istimewa

  Burung Hantu