Jumat, 27 Januari 2012

Peluru Supata (Bukan Sekedar Bicara)

Kiyas
Peluru Supata (Bukan Sekedar Bicara)

Baru di kasih sedikit cuaca panas sudah merekah,,,,terus mencari dingin, ketika diberi dingin malah menggigil ngeluh mencari panas, menghindarkah/ menantang alam...
ya sudah....biarlah kelingking ini dulu saja yang menjawab Mutmain meratap sedih jika diberi sentuhan tangan sekepal....Sebelum tangan sekepal...cobalah raba kelingking kecil ini dan jikalau bisa kuasai kelingking ini.

Mohon Maaf, Mungkin dengan sedikit sentuhan kelingking ini mampu meremukkan tubuh.

Bukan Bacaan Sembarangan Ha3....

Jumat, 06 Januari 2012

MERDEKA DARI PENGHAMBAAN KEPADA THAGHUT

”Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain." (Al-Ma’idah: 20).


Kemerdekaan adalah karunia dan nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, nikmat kemerdekaan harus terus disyukuri dan dimaknai lebih dalam dari hanya sekedar peringatan ceremonial belaka. Bukan lantaran ia dicapai dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga saja, namun karena kesadaran kita juga bahwa kemerdekaan itu tak akan mungkin tercapai tanpa campur tangan dan karunia Allah Dzat yang Maha Kuasa.

Hal ini dipahami benar oleh paru guru dan pahlawan pendahulu kita hingga kesadaran iman itu pun termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi ” ..atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa…”. Sebuah warisan kejujuran yang harus direnungi secara mendalam oleh generasi penerus di masa kini dan masa yang akan datang. Bahkan sebagaimana ayat 29 surat Al-Ma’idah di atas, Allah benar-benar mempertegas dalam firman-Nya bahwa kemerdekaan adalah pemberian-Nya. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam Indonesia harus mensyukurinya dengan penuh tawadhu dan rendah hati.
Apabila pada masa-masa jahiliyah dan zaman kolonialisme wujud penjajahan yang menimpa umat adalah berupa penindasan fisik dan ancaman senjata, maka pada era kemerdekaan ini ‘musuh’ umat Islam menjelma dalam bentuk lain yang lebih ‘laten’ dan tidak kalah berbahaya. Peperangan yang mencuat adalah peperangan aqidah kaum muslimin dengan musuh-musuh yang beragam dan selalu memperbaharui diri.
Harta, kekuasaan, jabatan, uang, kesenangan, kemewahan, fasilitas hidup, mode, mistik, jimat, perdukunan, ramalan bintang, perjudian online, narkoba, seks bebas, dan tayangan-tayangan media yang menyesatkan dewasa ini sudah menjadi sosok-sosok monster yang merongrong aqidah kaum muslimin. Taghut tidaklah semata-mata dipahami sebagai sesosok berhala dan patung yang disembah dan dikeramatkan sebagimana dikenal pada masa-masa awal turunnya Islam. Namun pada hakikatnya, thaghut dapat berbentuk apa saja yang membuat hati dan pikiran manusia merasa condong dan memuliakannya, bahkan mencintainya melebihi cintanya kepada Allah SWT.
”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah…” (Al Baqarah : 165)
Persoalan ini tentu tidak bisa dianggap enteng, sebab perkara-perkara tersebut diatas bukanlah fakta yang dibuat-buat. Namun sebuah realitas masyarakat yang sungguh sangat memprihatinkan. Apalagi serangan aqidah itu sudah secara langsung memasuki rumah-rumah melalui media televisi kita tanpa ada sedikitpun benteng yang mampu menahannya.
Kita bisa melihat bagaimana sesungguhnya pertelevisian kita sudah tidak lagi berpihak kepada umat dalam membentengi aqidahnya. Kekuasaan dan harta dijadikan komoditas yang memicu perseteruan, kemewahan di ‘dewa’ kan, ramalan di perdagangkan dengan vulgar dan tanpa malu-malu. Kemaksiatan dipertontonkan dengan kebanggaan. Dan banyak hal lain yang kesemuanya semakin hari semakin mengikis aqidah dan iman kaum muslimin.
Itu semua lantaran manusia telah menjadikan karunia dan pemberian-pemberian Allah sebagai sosok taghut yang mereka ’sembah’ dan bangga-banggakan. Oleh karena itu, kaum muslimin harus sadar dan segera bangun dari keterpurukan aqidah. Jangan sampai kita terjerembab dalam kedangkalan iman dan kedustaan aqidah, sebagaimana Allah peringatkan didalam firman-Nya:

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl: 36)

Persoalan aqidah umat ini sudah memasuki kondisi kritis dan merisaukan. Dan harus ada tindakan konkrit untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya laten yang menggerogoti keimanan kaum muslimin. Generasi muda Islam harus menjadi garda terdepan dalam membentengi umat dari keruntuhan iman.

JALAN MENUJU AKHLAKUL KARIMAH

Berbicara tentang implementasi akhlakul karimah tentu tidak luput dari proses pembinaan yang tidak kenal lelah. Karena akhlakul karimah tidaklah cukup hanya berupa visi di atas kertas. Dan akhlakul karimah dalam bentuk sebuah tatanan moral masyarakat juga tidak mungkin dapat terwujud hanya melalui sarana dan media fisik yang mensosialisasikannya.
Oleh karena itu, harus dipahami bersama bahwa terwujudnya tatanan masyarakat yang berpijak pada nilai-nilai akhlak yang baik, mesti dicapai dengan usaha keras semua lapisan masyarakat yang menyadari urgensitas tujuan mulia ini. Dan upaya-upaya yang dilakukan tentunya tidak hanya berwujud fisik belaka, tetapi harus ditekankan kepada proses pembinaan (tarbiyah) moral dan akhlak masyarakat secara komprehensif dan terus menerus.
Sebagai pemuda Islam, kita tentu menyadari dengan baik tentang peran yang harus diemban untuk turut berpartisipasi dalam perjuangan bersama membangun masyarakat yang berakhlak mulia. Meski tidak mudah, namun cita-cita mulia tersebut bukanlah impian yang mustahil untuk diwujudkan. Lebih mendasar lagi, karena upaya mewujudkannya merupakan sebuah misi kenabian, ibadah dan jihad yang sangat tinggi kedudukannya di hadapan Allah SWT.
Demikian pentingnya kedudukan akhlak di mata Islam. Sehingga disamping untuk mengentaskan manusia dari kehidupan jahiliyah kepada cahaya Islam, dan memurnikan penghambaan manusia hanya kepada Allah semata, Rasulullah perlu menegaskan satu diantara tujuan ke-rasulan-nya adalah untuk penyempurnaan akhlak. Sebagaimana yang tersirat dalam sabda Rasulullah s.a.w, “Tidaklah aku diutus untuk manusia kecuali untuk menyempurnakan akhlak“.
Optimisme dan kerja keras mutlak diperlukan untuk memperjuangkan terwujudnya masyarakat yang berakhlakul karimah. Mengapa? Karena sekali lagi bahwa proses yang harus dilalui tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan harus dengan pengorbanan yang sempurna dan tak kenal waktu. Sehingga ketika segala upaya sudah dilaksanakan dengan maksimal dan ikhlas, niscaya Allah SWT. akan segera memenuhi janjinya.
“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Shaad: 46)

JILBAB: SEBUAH JALAN TERJAL MERAIH KEMULIAAN

Al-yaumul `alami lil hijab atau International Hijab Solidarity Day dideklarasikan 3 tahun lalu di London, Ibukota Inggris. Konferensi sehari bertemakan "Assembly for the Protection of Hijab" atau "Majelis untuk Perlindungan Hijab" menelurkan sebuah petisi yang berisikan dukungan terhadap jilbab secara ketat. bahkan konferensi yang diselenggarakan 12 Juli 2004 itu menetapkan 4 September sebagai hari solidaritas jilbab internasional.
Konferensi ini dibuka walikota London, Ken Livingstone, dan diikuti 300 delegasi yang mewakili 102 organisasi-organisasi Inggris dan internasional. Ken Livingstone adalah salah satu tokoh Barat yang dikenal konsisten membela hak-hak kaum muslim Inggris dalam kebebasan menjalankan kewajiban agamanya, termasuk dalam persoalan jilbab ini. Pernyataan-penyataannya cukup keras dan tegas menentang pihak-pihak Eropa yang mencoba mengusik ketenangan kehidupan beragama. Disamping itu, tokoh muslim terkemuka Sheikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi dan Prof. Tariq Ramadan juga hadir dalam konferensi ini menjadi narasumber.
Saat itu, pelarangan penggunaan jilbab di sekolah-sekolah Perancis telah memicu kemarahan kaum muslimin sedunia. Berbagai aksi-aksi mengecam keputusan PM Perancis pun meluap di berbagai negara. Untuk diketahui, kepala pemerintahan Perancis, PM. Jean-Pierre Raffarin, telah mempelopori Eropa mengeluarkan Undang-Undang tentang larangan jilbab di sekolah-sekolah Perancis. Keputusan ini pun diperkuat oleh Presiden Perancis Jacques Chirac yang menyerukan dilarangnya penggunaan simbol keagamaan itu untuk mempertahankan sistem pemerintahan Perancis yang sekuler pada awal tahun 2004.
Akibatnya, pada pertengahan Januari 2004, ribuan orang turun ke jalan-jalan di Eropa dan Timur Tengah memprotes rencana Perancis yang akan melarang anak-anak perempuan menggunakan jilbab. Di London, Paris, Beirut dan Amman ribuan wanita berjilbab melakukan aksi menentang undang-undang diskriminatif tersebut. Demonstrasi juga berlangsung di Kairo, Berlin dan di Tepi Barat.
Warga Muslim Perancis menggelar aksi demonstrasi pada 7 Februari 2004 di depan Gedung Majelis Nasional Nasional Perancis. Aksi itu merupakan bentuk protes kalangan Muslim Perancis terhadap undang-undang larangan jilbab tampil di sekolah-sekolah pemerintah. Movement for Justice and Dignity yang mengkoordinir aksi ini meng-klaim lebih dari 10.000 massa terlibat dalam demo menentang undang-undang anti jilbab yang dikeluarkan pemerintah Perancis tersebut. Aksi-aksi ini didukung perwakilan kelompok-kelompok agama, para aktivis dan organisasi HAM lainnya.
Penyelenggaraan konferensi yang digawangi oleh Pro-Hijab Organization ini diselenggarakan di tengah semakin meluasnya sentimen anti-Islam yang terjadi di negara-negara Barat, terutama negara-negara Eropa yang selama ini dikenal relatif terbuka kepada Islam. Pasca serangan 11 September 2001 yang kontroversial itu kebencian masyarakat Barat meledak. Dan membuka kedok kerapuhan kebebasan berekspresi ala Barat yang selama ini mereka elu-elukan.
Kalangan sekuler, kalangan no-muslim, dan kalangan munafik bersatu padu membidik umat Islam baik dalam bentuk serangan fisik maupun opini. Jilbab sebagai simbol kemuliaan dan kewajiban kaum muslimah menjadi target strategis bagi ‘kelompok sekutu’ itu untuk menghancurkan moral kaum muslimin sedikit demi sedikit. Hal ini bisa dipahami, karena jilbab adalah tanda ketaatan seorang muslimah kepada agamanya. Pelarangan dan pelecehan demi pelecehan terhadap busana yang menutup aurat ini pun semakin meningkat tajam di belahan Eropa dan Amerika.
Pembenturan masalah jilbab dengan tatanan kehidupan sosial politik di Barat yang sebenarnya telah terjadi jauh sebelum tragedi 2004 ini memang membuat prihatin banyak kalangan. Tidak hanya membuat miris ulama-ulama muslim saja, para pemikir dan kalangan ilmiah Barat pun turut mencemaskan keadaan ini. Karenanya, tokoh-tokoh di Barat yang lebih netral pun turut bersikap. Diantaranya adalah Walikota London Ken Livingstone, yang bersikap tegas membela kebebasan berjilbab. Seorang anggota Kongres AS, Brat Sherman dari Partai Demokrat asal California, juga mengajukan draft resolusi mengecam undang-undang (UU) anti jilbab Perancis (10/2/2004).
Ledakan diskriminasi anti-Jilbab yang terjadi demikian meluas semenjak awal 2004 itu sesuai dengan apa yang di kemukakan seorang pemikir dan penulis Barat Wendy Shalit, dalam bukunya yang terbit tahun 1999 berjudul berjudul A Return to Modesty atau ‘Kembali Kepada Kesederhanaan’, ia menuliskan, "Tidakkah merupakan sebuah hal yang aneh ketika kita tidak bisa berbicara mengenai sebuah hal yang sangat penting dan sangat kita perlukan? Kita terpaksa membicarakan masalah penting itu secara rahasia dan sembunyi-sembunyi. Hijab seorang perempuan adalah salah satu topik yang telah dilarang untuk dibicarakan pada zaman ini dan merupakan salah satu dari pintu-pintu yang tertutup, yang ditampilkan sebagai hal yang bahaya. Masalah hijab tidak sekadar menjawab sebuah pertanyaan, melainkan merupakan pakaian yang tepat bagi kaum perempuan, sehingga topik ini bisa menguncang segalanya."

Kamis, 05 Januari 2012

Persepsi dan Atribusi

Persepsi adalah proses pemberian arti oleh seorang individu terhadap lingkungannya. Menurut John R. Schermerhorn dkk. “Perception is the mechanism through which people receive, organize, and interpret information from their environment” (Persepsi adalah proses melalui mana seorang menerima, mengorganisasi, dan menginterprestasikan informasi dari lingkungannya).
Menurut Hamner dkk. “Perception is the process by which people organize, interpret, experience, and process cues or material (inputs) received from the external environment”. (Persepsi adalah suatu proses dengan mana seorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah pertanda, atau segala sesuatu yang ada di lingkungannya)

Dari definisi di atas bahwa setiap individu akan memberi makna/arti pada suatu objek yang dihadapinya. Tetapi hampir setiap individu dalam melihat objek yang sama akan memberi makna berbeda dan menyimpang antara satu dengan yang lainnya. Penyimpangan ini disebabkan oleh banyaknya informasi yang masuk yang berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Disisi lain juga ditentukan oleh berbagai factor yang ada dalam diri orang yang mempersepsi, dan juga oleh situasi dan kondisi yang melatarbelakangi objek tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Dalam memperhatikan suatu objek, orang, maupun kejadian setiap individu akan memberi arti yang berbeda. Perbedaan makna atau persepsi ini disebabkan oleh banyak factor, diantaranya : Factor yang ada pada diri orang tersebut, Faktor yang ada pada objek tersebut, dan Factor situasi dan kondisi.

Sumber : Stephen P. Robbin.
Subjek (Perceiver), Attitude (Sikap), Motif, Interest, Experience, Expectation, Target (Objek), Novelty (kebaruan), Motion (gerak), Sound (suara), Size (ukuran), Background (latarbelakang), Proximity (kedekatan), Situasi (Konteks), time (waktu), work setting, social setting.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan persepsi seseorang yang yaitu Psikologi, Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu yang terjadi  dialam dunia ini sangat di pengaruhi oleh  keadaan  psikologi.
Contoh :
Terbenam nya matahari diwaktu senja  yang indah bagi seorang yang dirasakan  sebagai bayang – bayang  kelabu orang buta warna.

Famili
Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan perseps-persepsi mereka yang di turunkan kepada anak- anaknya,
Contoh;
Kalau orang tuanya  NU maka anaknya NU juga.
 
Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat merupakan faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap dan nilai seseorang dalam memandang  dan memahami keadaan di dunia ini.
Contoh:
Orang –orang Amerika  non muslim dapat memakan daging babi dengan bebas dan sangat menikmati kelezatannya, sedangkan orang-orang Indonesia yang muslim tidak akan memakan daging babi tersebut.
Faktor-faktor dari external yang memepengaruhi  proses persepsi

 
Intensitas
Semakin besar intensitas stimulus dari luar , semakin besar juga hal itu dapat dipahami.
Contoh :
suara keras,  dari seorang guru bukan hanya salah satu faktor  untuk  mencari perhatian dari luar, tetapi ada variabel internal dari unsur psikologi yaitu dorrongan kejiwaan  yang suka marah  mudah tersinggung dan sebagainya..
 
Ukuran
Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui.
Contoh:
Iklan yang basar lebih mudah  dilihat, bentuk ukuran ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.
 
Keberlawanan atau kontras
Prinsip berlawanan dengan sekelilingnya akan menarik banyak perhatian.
Contoh:
Sebuah bulatan yang berwarna menyolok dan kelihatan lebih besar dari pada bulatan yang besarnya sama tetapi sekelilingnya lebih besar
 
Pengulangan
Stimulus dari luar yang di ulang akan memberikan perhatian lebih besar dari pada yang sekali dilihat dan di dengar.
Gerakan
Orang akan memberikan banyak perhatian kepada benda yang bergerak.
Contoh:
Mengajar sambil bergerak lebih menarik daripada duduk saja, dari gerakan–gerakan itu akan timbul suatu persepsi.

Faktor- faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah Belajar dan persepsi.
Contoh : 
Seorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya  bahwa daging babi itu haram  dan liur anjung itu najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dujauhi.
 
Motivasi dan persepsi
Motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi .
Contoh : 
membicarakan masalah seks pada masyarakat yang tabu akan lebih menarik perhatian tetapi bagi masyarakat  yang sudah biasa hal tersebut tidak akan menarik
Kepribadian dan persepsi

Kepribadian, nilai-nilai dan juga termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang,.
Contoh;
pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik, sedang pada usia muda lebih senang pada jenis musik yang lain.

Pengorganisasian persepsi terdiri dari beberapa hal yaitu Kesamaan dan ketidaksamaan.
Suatu objek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan ciri akan dipersepsi sebagai objek yang berhubungan dan ketidak berhubungan, artinya objek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsikan ada hubunganya, sedangkan objek yang mempunyai ciri yang tidak sama adalah terpisah/ tidak ada hubugannya.
Contoh : 
Di lingkungan suatu departemen  / sekolah  para karyawannya memakai seragam putih abu-abu, kalau mereka keluar dari llingkungannya, persepsi orang pastilah orang itu adalah pegawai departemen itu.
Kedekatan dalam ruang
Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya
Contoh: 
Seorang laki-laki, perempuan , dan dua orang anak yang menunggu bis di halte, akan disangka mereka adalah famili.
 
Kedekatan dalam waktu
Objek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kedekatan atau kesamaan  dalam waktu.
Contoh:  
dua peristiwa yang terjadi berturu-turut  sering dihubung-hubungkan sebagai sebab dan akibat,  jika kemerosotan produkasi kemudian diikuti dengan pergantian pejabat yang bertanggungjawab, maka akan dilihat pergantian pejabat itu sebagi akaibat dari kemorosotan produksi.
 
ATRIBUSI
Pengertian Atribusi
Sifat yang menjadi ciri khas suatu benda atau orang
Suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan  sebab-sebab dari prilakui orang lain
Sebuah teori kognitif  yang telah digunakan untuk menjelaskan bagaimana  seorang menejer menginterpretasikan informasi mengenai kinerja seorang bawahan dan memutuskan bagimana akan bereaksi terhadap bawahan tersebut.
Contoh : 
dalam kehidupan sehari hari, sering mengamati perilaku  orang lain  namun tidak berusaha mencari kejelasan  apa yang menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi seperti itu dan tidak jarang dalam mempersepsikan perilaku orang lain sesuai dengan gambaran yang hanya terlihat  saja., contoh bila melihat seseorang memakai baju merah, orang tersebut dipersepsikan sedang senang hatinya atau sedang jatuh cinta, kenyataannya apakah seperti itu ? bisa saja orang yang memakai baju merah itu karena dia suka dengan warna merah

Teori atribusi
Teori penyimpulan terkait (correspondence Inference)
Bahwa perilaku orang lain merupakan sumber informasi yang kaya, yaitu perilaku yang timbul karena  kemampuan orang itu sendiri contoh kasir yang cemberut atau satpam yang tersenyum  menurut teori sumber perhatian dalam kesadaran (conscious intentional resources) Bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi  (kesadaran) orang yang melakukan persepsi (pengamat)
Teori  atribusi yang lain yang dikemukakan oleh Kelley & Micella, 1980 yaitu teori atribusi internal dan ekstenal, teori yang berfokus pada akal sehat.
Menurut Baron & Byrne  menjelaskan beberapa sumber  kesalahan atribusi, Kesalahan atribusi yang mendasar ( fundamental error) Yaitu  kecenderungan yang menjadi faktor penyebabnya  faktor internal padahal  penyebabnya mungkin dari faktor eksternal seperti pengaruh adat, tradisi, kebiasaan masyarakat
Efek pelaku pengamat, Yaitu  proses persepsi tidak hanya berlaku pada antar pribadi, tetapi berlaku juga antar kelompok,  contoh: orang jatuh terpeleset kita katakan tida hati-hati, tetapi jika kita yang jatuh maka kita akan mengatakan lantainya licin.
Pengutamaan diri sendiri (self –serving biss) Yaitu kecenderungan untuk membenarkan dirinya sendiri dan orang lain   dianggap salah

MOTIVASI

Pengantar Penulis
    Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).

Menurut para ahli
    (Gibson, et. Ai., 1995) berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih. Lebih jauh dijelaskan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu mengadakan berbagai aktivitas. Salah satu aktivitas tersebut diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang bersangkutan.
(Robbin, 1998) berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individu. Senada dengan pendapat tersebut.
(Munandar, 2001) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan, sehingga perlu dilakukan serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang dapat memuaskan sekelompok kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi berkurang.
(Pinder, 1998) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik yang bearsal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan hormat, arah, intensitas dan jangka waktu tertentu.
    “Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Prinsip Motivasi
    Sukses adalah keinginan tiap orang, ada satu hal penting dalam meraihnya, yaitu motivasi. Motivasi dapat membuahkan kedisiplinan, keuletan dan lain-lain. Motivasi adalah merupakan ruh dari jasad pribadi yang ingin sukses, motivasi merupakan suatu penggabungan keinginan dan energi dalam mencapai suatu tujuan.
  • Motivasi merupakan proses psikologis dengan membangkitkan emosional.
  • Motivasi berproses tanpa disadari.
  • Motivasi bersifat individual sehingga cara memotivasi tiap orang bisa berbeda-beda atau juga dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Namun inti dari motivasi itu bersumber dari diri sendiri (motivatornya mauapun orang yang dimotivasi).
  • Motivasi adalah proses sosial, sehingga membutuhkan faktor eksternal.
Sumber Motivasi :
  1. Motivasi internal 
  2. Motivasi eksternal
Tips memotivasi secara internal :
  1. Ciptakan imbalan.
  2. Ambil selalu langkah kecil.
  3. Ciptakan kesusahan.
  4. Susun rencana beserta langkah-langkahnya.
  5. Buat penarik ke arah tujuan.
Dalam memotivasi sangat dilarang untuk meremehkan, mengkiritk di depan umum, perhatian yang setengah-setengah malah memperhatikan diri sendiri, tidak memperdulikan hal-hal kecil. Motivasi juga bisa luntur karena adanya keraguan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan (jika dalam organisasi).
Motivasi Belajar
Seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya.
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya :
  • Perbedaan fisiologis
  • Perbedaan rasa aman
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi
  • Perbedaan harga diri
  • Perbedaan aktualisasi diriStimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belaajar, yaitu :
  1. Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal.
  2. Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal.
Tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita :
  • Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
  • Belajar apapun
  • Belajar dari internet
  • Bergaullah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpakaian positif
  • Cari motivator

Motivasi kerja
Apa motivasi kerja itu?
Motivasi kerja menunjuk pada kondisi-kondisi di dalam dan di luar individu yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah, dan lamanya perilaku kerja.
Keragaman mutu kerja yang dihasilkan para dosen disebabkan oleh keragaman pengetahuan, persepsi tentang pekerjaannya dan/atau motivasi yang dimiliki oleh para dosen.
Bila mutu kerja seorang dosen tidak memuaskan, perlu dicari kepastian apakah itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kerja atau persepsinya yang kurang tepat atau kurangnya motivasi atau ketiganya.
Ada tiga teori berkenaan dengan motivasi kerja dosen :
  1. Teori pengharapan
  2. Teori keseimbangan
  3. Teori penentuan-tujuan
Sumber-sumber kepuasan kerja antara lain :
  • Mengetahui dirinya telah berhasil dalam kerjanya
  • Merasa senang telah dapat menggunakan
  • pengetahuan / keterampilannya
  • Mendapatkan pengembangan keterampilan
  • pribadi secara mental dan fisik
  • Kegiatan itu sendiri
  • Perkawinan dan kebersamaan
  • Kesempatan mempengaruhi orang lain
  • Penghargaan (respect) dari orang lain
  • Waktu untuk bepergian dan liburan
  • Keamanan dalam penghasilan dan kedudukan
Kepuasan kerja mengajar
  • Kepuasan kerja adalah perasaan senang / puas karena pekerjaanyang dilakukannya. Kepuasan kerja ini berkaitan dengan motivasi kerja
  • Bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja?
  • Perbaikan kondisi kerja yang menaikkan peluasan pekerja cenderung meningkatkan produktivitas (kinerja). Tetapi hubungan itu tidak begitu kuat. (korelasinya rata-rata hanya 0,14)
  • Beberapa ahli berpendapat bahwa kinerja (yang tinggi) akan menghasilkan kepuasan, tidak sebaliknya.
  • Pekerjaan yang untuk mengerjakannya memerlukan pengetahuan dan keterampilan dirasa bernilai oleh yang mengerjakan, akan menghasilkan kepuasan. Sebaliknya jenis pekerjaan yang hanya memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang dinilai rendah tidak akan menghasilkan kepuasan tetapi justru akan menghasilkan ketidakpuasan.
  • Ketidakpuasan kerja berakibat menurunnya motivasi kerja. Sumber-sumber ketidakpuasan antara lain : kebosanan, penugasan yang tidak sesuai, adanya gangguan-gangguan selama kerja, kekurangan fasilitas kerja dan lain sebagainya.

Minggu, 01 Januari 2012

Kalah Menang yang Nyata

Barang siapa yang bersifat penyayang sudah tentu dia akan di sayang, siapa yang bersifat pendiam sudah tentu ia akan selamat dari mengeluarkan perkataan yang sia-sia, kemenanganpun menanti.
Ketahuilah siapa yang tidak dapat menjaga dan menahan lidahnya dari mengeluarkan ucapan kotor, sudah tentu dia akan menyesal kelak dan kekalahanpun kan tiba.
(Di jamin-Hukum Alam Berlaku).

Burung Hantu Istimewa

  Burung Hantu