Rabu, 19 April 2017

Dialog Syeh Siti Jenar dengan santri dalam Babad Geger Pengging

Dialog Syeh Siti Jenar dengan santri dalam Babad Geger Pengging :
--------------------------------------------------------------------

Santri 2
Sunan, orang-orang kampong mohon agar Sunan memimpin sholat taubat. Mereka khawatir, kalau mereka tak segera bertaubat, gempa akan terjadi lagi. Sunan pasti merasa, bumi belum tenang, masih ada guncangan-guncangan kecil.

S.S. Jenar
Aku ta bersedia memimpin mereka

Santri 3
Tapi mereka sangat mengharapkan Sunan

S.S. Jenar
Tapi aku tak mau menipu mereka. Mereka ditimpa musibah, itu cukup. Harus pulakah mereka kutipu?

Santri 2
Menipu bagaimana?

S.S. Jenar
Aku akan diminta menyampaikan permohonan kepada Tuhan agar Tuhan mengam puni dosa-dosa mereka dan tidak menimpakan malapetaka gempa ini. Justru mereka berdosa karena mereka tidak mau menerima hidup ini dengan segala musibahnya. Mereka tidak mau mengerti bahwa gempa, banjir, sampar, kemarau panjang tidak dapat dihindarkan dengan cara berdoa atau sembahyang taubat. Mereka tidak mau mengakui bahwa gempa, banjir, sampar, taufan, menjadi tua, sakit dan mati adalah bagian dari kefanaan dan kemanusiaan kita.

Santri 2
Sebaiknya Sunan menyampaikan hal itu langsung kepada mereka.

Santri 3
Ya, Sunan. Mereka menunggu Sunan dengan penuh harap di lapangan kam pung

S.S. Jenar
Biarkan mereka menunggu di lapangan. Itu lebih aman daripada kalau mereka berada di dalam rumaah, di bawah pohon-pohon atau di bawah tebing.

Santri 3
Tapi Sunan, mereka benar-benar menunggu Sunan.

S.S. Jenar
Kalau yang kukatakan tadi kusampaikan pada mereka, mereka tidak akan mau mengerti, mereka lebih senang pada takhayul daripada pencerahan jiwa

Santri 2
Sunan pernah menyataan bahwa satu-satunya obat bagi segala penderitaan adalah pencerahan jiwa!

S.S. Jenar
Benar. Tapi aku tida percaya orang-orang kampong akan mau menelan obatku. Seperti anak-anak takut minum Brotowali, begitulah kebanyakan orang-orang takut akan pencerahan jiwa. Hanya mereka yang benar-benar telah siap akan dapat menerima obatku.

Santri 3
Jadi Sunan benar-benar tidak bersedia?

S.S. Jenar
Kalau pun bersedia, tidak akan ada gunanya. Akan sia-sia saja.

Santri 2
Kalau begitu kami harus memberitahu mereka.

Santri 3
Nanti dulu (KEPADA SYEKH SITI JENAR) Sunan, berulang-ulang Sunan menyatakan bahwa pencerahan biasanya mudah diterima pada saat manusia menghadapi malapetakan hebat. Tidakkah gempa ini cukup hebat? Saya kira orang-orang kampong benar-benar terguncang lahir batin.

S.S. Jenar (TERTEGUN)
Kau kira mereka cukup siap menerima pencerahan?

Santri 3
Mereka ketakutan, putus asa dan sangat berduka cita, Sunan.

S.S. Jenar (MENGGELENGKAN KEPALA)
Saya ragu-ragu. Malapetaa dapat mendorong sebagian orang ke arah pencerahan, akan tetapi, bagi sebagian orang ke arah takhyaul. Saya tak yakin…. (MELIHAT SANTRI 1) Hai, mengapa kau diam saja?

Santri 1 (SEDIH)
Gadis itu mati, Sunan.

S.S. Jenar
Mati? (GEMBIRA) Syukurlah! Mengapa kau tidak bergembira? Seharusnya kau bergembira!

Santri 1 (GAGAP)
Memang….

S.S. Jenar
Aku tidak bersedia member khotbah di lapangan. Tapi aku bersedia berbicara pada upacara penguburan anak itu. akan kuungkapkan kegembiraanku
TIBA-TIBA BUMI BERGONCANG DENGAN KERAS. PARA SANTRI KETAKUTAN, HANYA SYEKH SITI JENAR YANG TENANG DAN TIDAK MEMERLIHATKAN RASA TAKUT SEIDKIT PUN. IA TERSENYUM DAN MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA MELIHAT PARA SANTRI YANG KETAKUTAN ITU)

Santri 2
Sunan!, gempa lagi! Sunan!

S.S. Jenar
Tenanglah, kita berada di tempat terbuka. Jangan takut. Jangan kehilangan akal. Kehilangan akal dapat mencelakakan dirimu
BUMI BERGONCANG TERUS. DI TENGAH-TENGAH BUNYI GEMURUH TERDENGAR JERITAN DAN TERIAKAN ORANG-ORANG KAM PUNG, BUNYI BAGUNAN-BANGUNAN RUNTUH DSB… SETELAH BEBERAPA LAMA GEMPA MELEMAH DAN AKHIRNYA BERHENTI)
Kukira kalian harus turun ke kampong. Mungkin ada yang memerlukan bantuan di sana. Bantulah mereka, karena dengan meringankan penderitaan sesama, kalian memerlihatkan bahwa kalian pernah bertemu dan berbincang-bincang denganku.

Santri 1
Tidakkah Sunan turun dengan kami?

S.S. Jenar
Aku turun belakangan. Aku harus menyusun pikiran-pikiran yang akan usampaikan dalam upacara penguburan gadis kecil itu. pergilah kalian lebih dulu

Gadis kecil itu kesayangan santri-santriku, ia biasa bermain di sekitar pesantren. Ia tidak segan padaku dan biasa bermain-main denganku. Ia biasa kupangku. Setiap orang tahu, aku sangat saying padanya. Kalau dalam upacara penguburannya aku bergembira, orang-orang akan keheranan. Pada saat itulah kujelaskan kepada mereka, mengapa aku bergembira. Pada saat itu pula akan ujelaskan kepada mereka mengapa gempa ini tidak memengaruhiku. Mungkin melalui penjelasanku, aku dapat membebaskan mereka dari kebimbangan, kekeliruan, ketakutan yang membuat mereka begitu menderita dan mudah terperangkap dalam takhayul. Mungkin ketika jiwa mereka berada di dalam gelap gulita yang sepekat-pekatnya seperti sekarang, pencerahan yang kubawa akan dapat mereka terima….
TERDENGAR BUNYI ORANG-ORANG BERGEGAS DATANG

MUNCUL KEMBALI PARA SANTRI DIIKUTI SEGEROMBOLAN BESAR ORANG-ORANG KAM PUNG YANG KETAKUTAN DAN BERDUKA CITA

Santri 2
Sunan, mereka sangat ketakutan dan mohon dengan sangat, Sunan mau memimpin sembahyang dan berdoa, agar gempa tidak terjadi lagi.

K. Kam pung
Ya, Sunan. Kasihanilah kami. Hanya Sunan yang dapat menyelamatkan kami, hanya Sunan yang dapat mencegah malapetaka besar ini.

O. O. Kam pung (HINGAR BINGAR)
Ya, Sunan! Pimpin kami! Jadilah imam sembahyang tauubat! Berdoalah bagi kami!

Santri
Tenang! Tenang! Tenang! (MULAI TENANG)

S. S. Jenar
Wahai warga Pengging yang malang, dengarkan kiranya kata-kataku.

Santri
Tenang, tenang! (HENING)

S. S. Jenar
Tiada doa, tiada sembahyang dapat menghentikan gempa ini. Tiada doa, sembahyang yang dapat menghentikan berbagai malapetaka yang melekat pada kefanaan kita sendiri. tiada doa, tiada sembahyang dapat mencegah bumi berguncang, gunung meletus, sungai meluap, sampar menyebar, kemarau membakar. Kalau memang ada doa atau sembahyang macam itu, segala malapetaka dan musibah sudah tiada sejak dulu. Namun, kenyataannya setiap waktu segala malapetaka itu dapat tiba-tiba membinasakan kita atau segala yang kita miliki dan kita cintai. Tiada doa, tiada sembahyang menghentikan kodrat Tuhan. Bukankah Tuhan berfirman, bahwa kita akan dicoba dengan berbagai bencana? Maha Benar Tuhan, tapi kalian tidak mau menerima.

K. Kam pung
Kami bukan menolak kebenaran Tuhan, Sunan. Kami mohon perlindungan Sunan.

O.O. Kam pung
Benar, Sunan! Hentikan gempa ini! Tolong kami! Sunan dapat menghentikan gempa ini! Tolong!

Santri 2
Diam! Tenang! Tenang!

S. S. Jenar
Jadi kalian meminta saya membuat mukjizat?

O.O Kam pung
Benar! Buatlah mukjizat bagi kami! Hentikan gempa ini! Mukjizat!

Santri
Tenang! Tenang!

S. S. Jenar
Seandainya saya dapat membuat mukjizat, saya tidak akan melakukannya bagi kalian

K. Kam pung
Tidakah Sunan kasihan pada kami?

S. S. Jenar
Saya tidak dapat membuat mukjizat!

K. Kam pung
Sunan adalah orang suci. Sunan adalah salah seorang pilihan Tuhan. Kami merasa beruntung Sunan memilih tempat Sunan bertapa di sini. Sunan pasti dapat membuat mukjizat, asal Sunan mau memohonnya kepada Tuhan. Mohonlah mukjizat pada Tuhan bagi kami.

O.O Kam pung
Ya! Buatlah mukjizat! Tolong kami! Mukjizat!

Santri 2
Tenang!

S. S. Jenar
Kalian lupa, hanya junjungan Nabi yang dapat membuat mukjizat dan mukjizat itu adalah Al-qur’an.

K. Kam pung
Kesucian hidup Sunan akan memberikan kesaktian kepada Sunan. Buatlah mukjizat Sunan. Hentikan getaran-getaran kecil bumi yang menakutkan kami ini.

S. S. Jenar
Kalau kubuat mukjizat sekarang ini, pasti itu atas bantuan Iblis. Saya tidak sudi melakukannya. Bahkan biat kalian datang e sini untuk minta dibuatkan mukjizat sudah bisikan Iblis. Saya tak lagi mau mendengar permohonan kalian.

O.O Kam pung
Tapi kami takut Sunan! Tolonglah kami!
BERLUTUT MEMEGANG JUBAH SYEKH SITI JENAR

Santri 2
Sunan, gempa lagi.

S. S. Jenar
Tenanglah, terima gempa ini. Ya, terimalah sebagai peringatan Tuhan bahwa kita manusia, rapuh dan fana. Hanya Tuhan Maha Kuat dan Abadi. Serahkanlah diri kalian kepadanya (GEMPA MEREDA) Saya lega, rasa takut kalian sudah berkurang. Semoga kalian sadar, kalau saya tak takut bukan karena saya sakiti. Tidak, saya tak takut karena saya serahkan diri saya pada Tuhan.

O.O Kam pung
Kalau kami tidak bersembahyang taubat, apa yang harus kami lakukan Sunan?

S.S Jenar
Tidakkah kau dengar perintah Tuhanmu saat ini?

O.O Kam pung
Kami tidak menegrti Sunan! Kami tak paham!

S. S. Jenar
Kalau banyak orang kampong yang terluka, yang meninggal, kalau banya harta benda yang rusak, apa yang kalian lakukan?

O.O Kam pung
Kami tidak mengerti Sunan.

S. S. Jenar
Dengar suara hati nuranimu, karena Tuhanmu bersemayam di sana

O.O Kam pung
Apa maksud Sunan? Kami bingung! Kami tidak paham.

S. S. Jenar
Ingatlah Tuhan pernah berfirman bahwa alam semesta tida mampu menam pungNya, melainan jiwa manusia jua yang dapat menjadi tempatNya. Dengarlah suara hati nuranimu, karena Tuhan bersemayam di sana.

O.O Kam pung
Kalau kita tidak sembahyang dan berdoa sekarang, sebaiknya kita menolong yang kena musibah

S. S. Jenar (GEMBIRA)
Syukurlah! Cahaya ilahi bersinar di hatimu. Kau benar. Tolonglah yang kena musibah. Bantulah mereka meringanan penderitaan. Hiburlah mereka yang kehilangan sanak saudara. Itulah bisik hati nuranimu, itulah perintah Tuhanmu. Ketahuilah, wahai warga Pengging yang kucintai, Tuhan bertahta di atas singgasana akal budimu. Tuhan lebih dekat kepadamu daripada urat lehermu sendiri. tapi kalian tidak mengetahuinya atau tak mau mengakuinya. Sekarang dengarlah perintahNya, tolong dan hiburlah mereka yang kena musibah! Mari!

Copas dari stts Cinta Sufi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Burung Hantu Istimewa

  Burung Hantu