Rabu, 29 April 2020

(PERHITUNGAN FALAKIYAH) WABAH THO'UN KAPAN BERAKHIR

(PERHITUNGAN FALAKIYAH) WABAH THO'UN KAPAN BERAKHIR

"Wabah (Tha’un), Penyakit/Virus ('Ahah) dan Bintang Tsurayya"
•••••
Baginda Rosulillah Muhammad SAW bersabda :

إِذَا ارْتَفَعَ النَّجْمُ رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ 
“Jika Bintang (Najm) naik, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri” (HR. at-Thabrani)

إِذَا طَلَعَ النَّجْمُ صَبَاحًا رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ
“Jika Bintang (Najm) terbit pada pagi hari, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri” (HR. Abu Daud)

مَا طَلَعَ النَّجْمُ قَطُّ وَفِي الْأَرْضِ مِنَ العَاهَةِ شَيْئٌ إِلَّا رُفِعَ
“Tidaklah terbit Bintang (Najm), sementara di bumi tengah dilanda penyakit/virus, melainkan (penyakit/virus) itu diangkat” (HR. Ahmad)

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab “Badzl al-Ma’un” nya menyatakan (Hal. 369) :

وكانت الطواعين الماضية تقع في فصل الربيع بعد انقضاء الشتاء وترتفع في أوّل الصيف
"Wabah (Tho'un) pada masa lalu, terjadi pada Musim Semi, setelah berakhirnya Musim Dingin. Wabah berakhir di permulaan Musim Panas".
**
Perhitungannya seperti ini :

》Penyakit/Virus hilang saat Bintang (Najm) terbit di waktu pagi.
》Waktu pagi yang dimaksud adalah waktu Fajar.
》 Najm (نجم) yang di maksud adalah Bintang Tsurayya (الثريا)
》Pada periode 12 Mei – 6 Juni, Matahari berada di Buruj Tsaur (zodiak Taurus) dan Buruj jawza’ (zodiak Gemini), di Manzilah (posisi) Bintang Tsurayya. Namun, yang muncul pada pagi harinya adalah bintang Syarthin (Alnath) pada tanggal 12 Mei dan Bathin (Allothaim) pada tanggal 25 Mei.
》Tanggal 7 Juni, Matahari berada di Buruj Jawza’ (Gemini), di Manzilah (posisi) Bintang Huq’ah (Alchatay). Pada waktu Fajar, bintang yang terbit (Thali'/Ascendant) adalah Bintang Tsurayya (Alchaomazon)
》Kemunculan Tsurayya pada waktu Fajar ini sekaligus menandakan masuknya Musim Panas (الصيف) dan berakhirnya Musim Semi (الربيع)
》 Waktu Fajar untuk DKI Jakarta pada tanggal 7 Juni 2020 masuk pada pukul 04.44 wib. Sedangkan Tsurayya mulai terbit di Ufuq Timur (Thali'/Ascendant) pada pukul 04.52 wib.
*
Jadi kapan berakhirnya Wabah Virus Covid-19 ini? Tanggal 7 Juni 2020.

Yakni pada saat Tsurayya terbit atau muncul di pagi hari, di waktu Fajar, yang sekaligus menandai masuknya Musim Panas. 
Untuk Indonesia, khususnya yang berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, adalah masuknya Musim Kemarau.

Namun kemungkinan tanggal 7 Juni, Tsurayya belum bisa terlihat muncul di pagi hari, karena Tsurayya baru saja terpisah dari Matahari. Sehingga masih ada dampak sinar matahari terhadapnya.

Waktu yang paling cepat munculnya Tsurayya adalah setelah melewati setengah perjalanannya, yakni 6 hari. Yang itu berarti tanggal 13 Juni. 

Tanggal inilah (13 Juni) waktu yang kemungkinan Tsurayya terlihat muncul pada pagi hari atau waktu fajar. 

*Sekaligus tanggal inilah (13 Juni), virus yang mewabah ini baru (mulai) terangkat dan hilang.*

Wallohu'lam 
----------unQuoted----------

Karena uraian di atas mengutip Teks FALAKIYAH, maka dari Satgas NU Peduli Covid-19 Kabupaten Demak yang juga melibatkan Lembaga Falakiyah ikhtiar dan berupaya memberikan respon berbasis ILMU FALAK yang disampaikan oleh Sekretaris LF NU Kabupaten Demak, Sahabat Kyai Ach Musyafa' sebagai berikut:

----------Quoted----------
Assalamu alaikum wr. Wb.

Menyikapi postingan yang mengkorelasikan antara wabah tho'un dan ilmu falak. 

Disini kami tidak akan membahas tentang hadist yang telah dipaparkan. Akan tetapi kami fokus menyikapi tentang bintang tsuroya yang memang telah di artikan dalam hadist tersebut. Menurut kami dengan bermodalkan kedangkalan ilmu kami. 
Bahwa ilmu perbintangan itu ada 2.
1.  Ilmu HISAB 
2. ilmu NUJUM
Ilmu hisab adalah perhitungan benda langit dengan hitungan pasti
Ilmu nujum adalah. Perhitungan kejadian alam yang dikaitkan dengan benda2 langit

Dalam hal ini kita akan berbicara tentang bintang tsuroya yang akan muncul pada buruj tsaur pada derajat 30 sampai buruj jauzak pada derajat 11. 
Buruj tsaur kalau dalam ilmu perbintangan adalah taurus. Dan buruj jauzak adalah gemini. 

Lebih tepatnya menurut perhitungan kami awal munculnya bintang tsuroya yaitu ketika deklinasi matahari 57° tepatnya pada tgl 18 mei. Dan berakhirnya bintang tsuroya yaitu di deklinasi matahari 68° tepatnya tanggal 31 mei. Dan belum masuk pada bulan juni. 
Kalau kita kaitkan dengan hadist
اذا ارتفع النجم رفعت العاهة عن كل اهل البلد
Artinya ketika bintang yg disitu di artikan tsuroya muncul. Maka akan hilanglah wabah dr semua muka bumi. 

Kesimpulannya. 
Menurut perhitungan kami bahwa wabah akan berangsur hilang mulai tgl 18 mei sampai 31 mei. 

Ini hanya sebuah perhitungan yg memang sesuai dgn nama ilmu hisab. Masalah kebenarannya semua ada pada kekuasaan alloh. Kurang kebihnya kami mohon maaf .

Wassalamu alaikum wr. Wb.

Sekretaris lfnu demak.
ttd
Kyai Ach Musyafa'

----------unQuoted----------

Semoga ikhtiar respon berbasis ILMU FALAK di atas menambah wawasan dan cara pandang kita bersama dalam memohon Ridho dan Ampuran ALLAH, serta berdo'a agar segala yang tidak baik bisa segera diangkat, tidak panik dan tetap waspada.

Selasa, 28 April 2020

NASEHATILAH PELAKU MAKSIAT

NASEHATILAH PELAKU MAKSIAT. 

Jaga lisan ini untuk mencaci maki
saudara - saudara kita, Jaga hati ini untuk mulai berpaling suka mencela orang lain.
Andaipun dia buruk perangainya, jangan cepat menilai buruk apalagi menghukum dia jauh dari Allah lagi terlaknat. Barangkali kita tidak berusaha menegurnya, menasehatinya, atau kita tidak mau membimbingnya dan membiarkannya
hingga mereka jauh dari hidayah Allah, karena lisan dan hati kita gemar mencaci bukan menasehati.
Oleh karena itu, Jangan senang ketika kalian
beribadah, tapi lupa dan malas memberikan nasehat.
Hanya Melakukan ibadah lainnya , tapi enggan berdakwah mengajak orang lain untuk dekat kepada Allah, bukanlah prilaku yang terpuji.
Mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan kebaikan orang lain adalah prilaku setan. Tentu saja ke neraka. Mustahil setan membawa manusia ke surga.
"Jika demikian, orang-orang yang gemar mencaci maki, menghina tidak mau menasehati memiliki tujuan yang sama, yaitu memasukkan manusia ke dalam neraka." masih ingatkan sebuah kisah dimana ketika ada mayat seorang Yahudi lewat di hadapan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, beliau lalu menangis. Para
sahabat bertanya mengapa beliau menangis. Beliau menjawab, "Telah lolos dariku satu jiwa dan ia masuk ke dalam neraka."
"Perhatikan perbedaan orang-orang yang gemar mencaci maki, menghina tidak mau menasehati dengan Rasulullah yang berusaha memberi petunjuk dan menjauhkan mereka dari neraka. Kalian berada di satu lembah, sedangkan Rasulullah berada di lembah lain."
Semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah dan taufiq-Nya. Aamiin.

Senin, 27 April 2020

BELAJAR LEBIH DEWASA MENGHADAPI PERBEDAAN

BELAJAR LEBIH DEWASA MENGHADAPI PERBEDAAN.
(Hindari permusuhan sesama Mukmin)

بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

Syaikh Sulayman ar-Ruhaili rahimahullahu  berkata,

العلماء الربانيون يدورون مع الحق ولا ينحازون الا له ومن خالفهم بالدليل فيما يحتمل الخلاف يحبونه ولا يعادونه

"Ulama Robbani itu beredar bersama dengan dalil dan tidaklah berpihak, melainkan hanya kepada kebenaran. Siapa yang menyelisihi pendapat mereka (yaitu para ulama) dengan dalil yang memang ada perbedaan pendapat di dalamnya, maka mereka tetap mencintai orang ini dan tidak memusuhinya.

Imam al-Albani rahimahullahu  berkata,

ندور مع الدليل حيث دار ولا نتعصب للرجال ولا ننحاز إلا للحق

"Kami beredar bersama dengan dalil dimanapun ia beredar, dan kami tidak fanatik dengan figur manapun serta kami hanya berfihak kepada kebenaran saja."

Imam Al-Utsaimin rahimahullahu  berkata,

الرجل إذا خالفك بمقتضى الدليل عنده لا بمقتضى العناد ينبغي أن تزداد محبة له

"Jika seseorang menyelisihimu karena dalil bukan karena menentang, maka selayaknya rasa cintamu bertambah kepadanya."

Beginilah sikap dewasa dalam menilai perbedaan pendapat...
Bukan sekedar karena menyelisihi pendapatku atau pendapat guruku atau pendapat yang selama ini kuyakini dan kuketahui...
Hendaknya seseorang tetap dinamis, melihat kebenaran itu pada hujjah dan dalil, bukan sekedar pada person atau figur ...

Diriwayatkan dari Ali radhiyallahu'anhu berkata,

لا يعرف الحق بالرجال اعرف الحق تعرف أهله

"Kebenaran itu tidaklah semata dikenal dengan person (yang dijadikan sebagai parameter), namun kenalilah kebenaran kau 'kan tahu orang-orangnya"

Sebagian ulama berkata,

من عرف الحق بالرجال حار في متاهات الضلال

"Siapa yang mengenal kebenaran hanya dengan standar figur belaka, maka ia akan bingung di dalam labirin kesesatan."

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu menuntun kita semua kejalan yang benar, Aamiin.

 والله أعلم بالصواب
بَارَكَ اللَّهُ فِيْك


”من دل على خير فله أجر فاعله“
"Barangsiapa yang menunjukan kepada kebaikan,...
Maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya”
[H.R, Imam Muslim, no 1893]

Jumat, 17 April 2020

Do'a Imam Mahdi

“Sesungguhnya perangai yang buruk dapat merusak amal sebagaimana cuka merusak madu.” - Imam Shadiq as, Al-Kâfi, jil. 2, hal. 321.

Doa Imam Mahdi
Doa yang dibaca di zaman ghaibah untuk memohon kemenangan dan segala kebaikan.

اَللّـهُمَّ ارزُقنا تَوفيقَ الطّاعَةِ

alloohummar zuqna taufiiqot thoo'ah

ya Allah beri kami taufik untuk taat

وَبُعدَ المَعصِيَةِ

wa bu'dal ma'shiyah

jauh dari maksiat

وَصِدقَ النِّيَّةِ

wa shidqon niyyah

niat yang tulus

وَعِرفانَ الحُرمَةِ

wa 'irfaanal hurmah

mengenal yang haram

وَاَكرِمنا بِالهُدى وَالاستِقامَة

wa akrimnaa bil hudaa wal istiqoomah

muliakan kami dengan petunjuk dan ketegaran

وَسَدِّد اَلسِنَتَنا بِالصَّوابِ وَالحِكمَةِ

wa saddid alsinatanaa bis showaab wal hikmah

dan luruskan lidah kami dengan kebenaran dan hikmah

وَامـلاَ قُلُوبَنا بِالعِلمِ وَالمَعرِفَةِ

wamla' quluubanaa bil 'ilmi wal ma'rifah

penuhi hati kami dengan pengetahuan dan ilmu

وَطَهِّر بُطُونَنا مِنَ الحَرامِ وَالشُّبهَةِ

wa thohhir buthuunana minal haroomi was syubhah

bersihkan perut kami dari yang haram dan syubhat (tidak jelas)

وَاكفُف اَيدِيَنا عَنِ الظُّلمِ وَالسَّرِقَةِ

wakfuf aidiyana 'anid dzulmi wal sirqoh

cegah tangan kami dari berbuat zalim dan mencuri

وَاغضُض اَبصارَنا عَنِ الفُجُورِ وَالخِيانَةِ

waghdhudh abshooronaa 'anil fujuuri wal khiyaanah

tutup mata kami dari penghianatan dan nista

وَاسدُد اَسماعَنا عَنِ اللَّغوِ وَالغِيبَةِ

wasdud asmaa'anaa 'anil laghwi wal ghiibah

hindarkan telinga kami dari hal yang sia-sia dan gunjingan

وَتَفَضَّل عَلى عُلَمائِنا بِالزُّهدِ وَالنَّصيحَةِ

wa tafaddhol 'alaa 'ulamaa'inaa biz zuhdi wan nashiihah

muliakan ulama kami dengan kezuhudan dan nasehat

وَعَلَى المُتَعَلِّمينَ بِالجُهدِ وَالرَّغبَةِ

wa 'alal muta'allamiina bil juhdi war roghbah

berilah kesungguhan dan semangat pada para pelajar

وَعَلَى المُستَمِعينَ بِالاتِّباعِ وَالمَوعِظَةِ

wa 'alal mustami'iina bil ittibaa'i wal mau'idhoh

berilah taufik kepada para pendengar untuk mengikuti dan mengambil pelajaran

وَعَلى مَرضَى المُسلِمينَ بِالشِّفاءِ وَالرّاحَةِ

wa 'alaa mardhol muslimiina bis syifaa'i war roohah

karuniakan kesembuhan dan kenyamanan pada umat Islam yang sakit

وَعَلى مَوتاهُم بِالرَّأفَةِ وَالرَّحمَةِ

wa 'ala mautaahum bir ro'fati war rohmah

begitu juga rahmat dan kasih sayang bagi mereka yang telah meninggal

وَعَلى مَشايِخِنا بِالوَقارِ وَالسَّكينَةِ

wa 'alaa masyaakhinaa bil waqoori was sakiinah

wibawa dan ketenangan untuk mereka yang berusia tua

وَعَلَى الشَّبابِ بِالانابَةِ وَالتَّوبَةِ

wa 'alas syabaabi bil inaabati wat taubah

taubat dan kesadaran bagi para pemuda

وَعَلَى النِّساءِ بِالحَياءِ وَالعِفَّةِ

wa 'alan nisaa'i bil hayaa'i wal 'iffah

rasa malu dan kehormatan kepada para wanita

وَعَلَى الاغنِياءِ بِالتَّواضُعِ وَالسَّعَةِ

wa 'alal aghniyaa'i bit tawaadhu'i was sa'ah

kerendah hatian dan kemurahan bagi orang-orang kaya

وَعَلَى الفُقَراءِ بِالصَّبرِ وَالقَناعَةِ

wa 'alal fuqoroo'i bis shobri wal qonaa'ah

kesabaraan dan rasa cukup untuk orang-orang miskin

وَعَلَى الغُزاةِ بِالنَّصرِ وَالغَلَبَةِ

wa 'alal ghuzzaati bin nashri wal gholabah

kemenangan bagi para pejuang

وَعَلَى الاسَراءِ بِالخَلاصِ وَالرّاحَةِ

wa 'alal usaroo'i bil kholaashi war roohah

dan kebebasan dan kenyamanan bagi para tahanan

وَعَلَى الامَراءِ بِالعَدلِ وَالشَّفَقَةِ

wa 'alal umaroo'i bil 'adli was syafaqoh

keadilan dan kasih sayang bagi para pemimpin

وَعَلَى الرَّعِيَّةِ بِالانصافِ وَحُسنِ السّيرَةِ

wa 'alar ro'iyyati bil inshoofi wa husnis siiroh

kesabaran dan perilaku yang baik bagi para bawahan

وَبارِك لِلحُجّاجِ وَالزُّوّارِ فِي الزّادِ وَالنَّفَقَةِ

wa baarik lil hujjaaji waz zuwwaari fiz zaadi wan nafaqoh

berkah untuk para haji dan peziarah serta keluasan dalam nafkah

وَاقضِ ما اَوجَبتَ عَلَيهِم مِنَ الحَجِّ وَالعُمرَةِ

waqdhi maa aujabta 'alaihim minal hajji wal 'umroh

dan tunaikanlah apa yang Kau wajibkan atas mereka seperti haji dan umrah

بِفَضلِكَ وَرَحمَتِكَ يا اَرحَمَ الرّاحِمينَ

bifadhlika wa rohmatika yaa arhamar roohimiin

demi keluasan karunia-Mu dan rahmat-Mu wahai yang paling pengasih



سوره الْاَنْفَالِۗ


Surat Al Anfal


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَنْفَالِۗ قُلِ الْاَنْفَالُ لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖوَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
yas`alụnaka 'anil-anfāl, qulil-anfālu lillāhi war-rasụl, fattaqullāha wa aṣliḥụ żāta bainikum wa aṭī'ullāha wa rasụlahū ing kuntum mu`minīn
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
innamal-mu`minụnallażīna iżā żukirallāhu wajilat qulụbuhum wa iżā tuliyat 'alaihim āyātuhụ zādat-hum īmānaw wa 'alā rabbihim yatawakkalụn
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ
allażīna yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ
ulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum darajātun 'inda rabbihim wa magfiratuw wa rizqung karīm
Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
كَمَآ اَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْۢ بَيْتِكَ بِالْحَقِّۖ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ لَكٰرِهُوْنَ
kamā akhrajaka rabbuka mim baitika bil-ḥaqqi wa inna farīqam minal-mu`minīna lakārihụn
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
يُجَادِلُوْنَكَ فِى الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَاَنَّمَا يُسَاقُوْنَ اِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُوْنَ ۗ
yujādilụnaka fil-ḥaqqi ba'da mā tabayyana ka`annamā yusāqụna ilal-mauti wa hum yanẓurụn
mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu).
وَاِذْ يَعِدُكُمُ اللّٰهُ اِحْدَى الطَّاۤىِٕفَتَيْنِ اَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّوْنَ اَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُوْنُ لَكُمْ وَيُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكٰفِرِيْنَۙ
wa iż ya'idukumullāhu iḥdaṭ-ṭā`ifataini annahā lakum wa tawaddụna anna gaira żātisy-syaukati takụnu lakum wa yurīdullāhu ay yuḥiqqal-ḥaqqa bikalimātihī wa yaqṭa'a dābiral-kāfirīn
Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya,
لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَۚ
liyuḥiqqal-ḥaqqa wa yubṭilal-bāṭila walau karihal-mujrimụn
agar Allah memperkuat yang hak (Islam) dan menghilangkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.
اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ
iż tastagīṡụna rabbakum fastajāba lakum annī mumiddukum bi`alfim minal-malā`ikati murdifīn
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
وَمَا جَعَلَهُ اللّٰهُ اِلَّا بُشْرٰى وَلِتَطْمَىِٕنَّ بِهٖ قُلُوْبُكُمْۗ وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
wa mā ja'alahullāhu illā busyrā wa litaṭma`inna bihī qulụbukum, wa man-naṣru illā min 'indillāh, innallāha 'azīzun ḥakīm
Dan tidaklah Allah menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ
iż yugasysyīkumun-nu'āsa amanatam min-hu wa yunazzilu 'alaikum minas-samā`i mā`al liyuṭahhirakum bihī wa yuż-hiba 'angkum rijzasy-syaiṭāni wa liyarbiṭa 'alā qulụbikum wa yuṡabbita bihil-aqdām
(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).
اِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ اِلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ اَنِّيْ مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ سَاُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوْا فَوْقَ الْاَعْنَاقِ وَاضْرِبُوْا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۗ
iż yụḥī rabbuka ilal-malā`ikati annī ma'akum fa ṡabbitullażīna āmanụ, sa`ulqī fī qulụbillażīna kafarur-ru'ba faḍribụ fauqal-a'nāqi waḍribụ min-hum kulla banān
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.
ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاۤقُّوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۚ وَمَنْ يُّشَاقِقِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
żālika bi`annahum syāqqullāha wa rasụlah, wa may yusyāqiqillāha wa rasụlahụ fa innallāha syadīdul-'iqāb
(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, sungguh, Allah sangat keras siksa-Nya.
ذٰلِكُمْ فَذُوْقُوْهُ وَاَنَّ لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابَ النَّارِ
żālikum fa żụqụhu wa anna lil-kāfirīna 'ażāban-nār
Demikianlah (hukuman dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang kafir ada (lagi) azab neraka.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوْهُمُ الْاَدْبَارَۚ
yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītumullażīna kafarụ zaḥfan fa lā tuwallụhumul-adbār
Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur).
وَمَنْ يُّوَلِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ دُبُرَهٗٓ اِلَّا مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ اَوْ مُتَحَيِّزًا اِلٰى فِئَةٍ فَقَدْ بَاۤءَ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَمَأْوٰىهُ جَهَنَّمُ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
wa may yuwallihim yauma`iżin duburahū illā mutaḥarrifal liqitālin au mutaḥayyizan ilā fi`atin fa qad bā`a bigaḍabim minallāhi wa ma`wāhu jahannam, wa bi`sal-maṣīr
Dan barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali.
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْۖ وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ رَمٰىۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَاۤءً حَسَنًاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
fa lam taqtulụhum wa lākinnallāha qatalahum wa mā ramaita iż ramaita wa lākinnallāha ramā, wa liyubliyal-mu`minīna min-hu balā`an ḥasanā, innallāha samī'un 'alīm
Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
ذٰلِكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ مُوْهِنُ كَيْدِ الْكٰفِرِيْنَ
żālikum wa annallāha mụhinu kaidil-kāfirīn
Demikianlah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sungguh, Allah melemahkan tipu daya orang-orang kafir.
اِنْ تَسْتَفْتِحُوْا فَقَدْ جَاۤءَكُمُ الْفَتْحُۚ وَاِنْ تَنْتَهُوْا فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَعُوْدُوْا نَعُدْۚ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَوْ كَثُرَتْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ
in tastaftiḥụ fa qad jā`akumul-fat-ḥ, wa in tantahụ fa huwa khairul lakum, wa in ta'ụdụ na'ud, wa lan tugniya 'angkum fi`atukum syai`aw walau kaṡurat wa annallāha ma'al-mu`minīn
Jika kamu meminta keputusan, maka sesungguhnya keputusan telah datang kepadamu; dan jika kamu berhenti (memusuhi Rasul), maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (memberi pertolongan); dan pasukanmu tidak akan dapat menolak sesuatu bahaya sedikit pun darimu, biarpun dia jumlahnya (pasukan) banyak. Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْتُمْ تَسْمَعُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa rasụlahụ wa lā tawallau 'an-hu wa antum tasma'ụn
Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ قَالُوْا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُوْنَۚ
wa lā takụnụ kallażīna qālụ sami'nā wa hum lā yasma'ụn
dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) yang berkata, “Kami mendengarkan,” padahal mereka tidak mendengarkan (karena hati mereka mengingkarinya).
۞ اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ
inna syarrad-dawābbi 'indallāhiṣ-ṣummul-bukmullażīna lā ya'qilụn
Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
وَلَوْ عَلِمَ اللّٰهُ فِيْهِمْ خَيْرًا لَّاَسْمَعَهُمْۗ وَلَوْ اَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
walau 'alimallāhu fīhim khairal la`asma'ahum, walau asma'ahum latawallaw wa hum mu'riḍụn
Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentu Dia jadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling, sedang mereka memalingkan diri.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanustajībụ lillāhi wa lir-rasụli iżā da'ākum limā yuḥyīkum, wa'lamū annallāha yaḥụlu bainal-mar`i wa qalbihī wa annahū ilaihi tuḥsyarụn
Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
wattaqụ fitnatal lā tuṣībannallażīna ẓalamụ mingkum khāṣṣah, wa'lamū annallāha syadīdul-'iqāb
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ اَنْتُمْ قَلِيْلٌ مُّسْتَضْعَفُوْنَ فِى الْاَرْضِ تَخَافُوْنَ اَنْ يَّتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَاٰوٰىكُمْ وَاَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهٖ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
ważkurū iż antum qalīlum mustaḍ'afụna fil-arḍi takhāfụna ay yatakhaṭṭafakumun-nāsu fa āwākum wa ayyadakum binaṣrihī wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāti la'allakum tasykurụn
Dan ingatlah ketika kamu (para Muhajirin) masih (berjumlah) sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), dan kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
yā ayyuhallażīna āmanụ lā takhụnullāha war-rasụla wa takhụnū amānātikum wa antum ta'lamụn
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
wa'lamū annamā amwālukum wa aulādukum fitnatuw wa annallāha 'indahū ajrun 'aẓīm
Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
yā ayyuhallażīna āmanū in tattaqullāha yaj'al lakum furqānaw wa yukaffir 'angkum sayyi`ātikum wa yagfir lakum, wallāhu żul-faḍlil-'aẓīm
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ
wa iż yamkuru bikallażīna kafarụ liyuṡbitụka au yaqtulụka au yukhrijụk, wa yamkurụna wa yamkurullāh, wallāhu khairul-mākirīn
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا قَالُوْا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاۤءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هٰذَآ ۙاِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ
wa iżā tutlā 'alaihim āyātunā qālụ qad sami'nā lau nasyā`u laqulnā miṡla hāżā in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn
Dan apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat seperti ini), jika kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini. (Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang terdahulu.”
وَاِذْ قَالُوا اللهم اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
wa iż qālullāhumma ing kāna hāżā huwal-ḥaqqa min 'indika fa amṭir 'alainā ḥijāratam minas-samā`i awi`tinā bi'ażābin alīm
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-Qur'an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
wa mā kānallāhu liyu'ażżibahum wa anta fīhim, wa mā kānallāhu mu'ażżibahum wa hum yastagfirụn
Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.
وَمَا لَهُمْ اَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللّٰهُ وَهُمْ يَصُدُّوْنَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوْٓا اَوْلِيَاۤءَهٗۗ اِنْ اَوْلِيَاۤؤُهٗٓ اِلَّا الْمُتَّقُوْنَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
wa mā lahum allā yu'ażżibahumullāhu wa hum yaṣuddụna 'anil-masjidil-ḥarāmi wa mā kānū auliyā`ah, in auliyā`uhū illal-muttaqụna wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn
Dan mengapa Allah tidak menghukum mereka padahal mereka menghalang-halangi (orang) untuk (mendatangi) Masjidilharam dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang yang berhak menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ اِلَّا مُكَاۤءً وَّتَصْدِيَةًۗ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
wa mā kāna ṣalātuhum 'indal-baiti illā mukā`aw wa taṣdiyah, fa żụqul-'ażāba bimā kuntum takfurụn
Dan salat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗفَسَيُنْفِقُوْنَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُوْنَ ەۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى جَهَنَّمَ يُحْشَرُوْنَۙ
innallażīna kafarụ yunfiqụna amwālahum liyaṣuddụ 'an sabīlillāh, fa sayunfiqụnahā ṡumma takụnu 'alaihim ḥasratan ṡumma yuglabụn, wallażīna kafarū ilā jahannama yuḥsyarụn
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan,
لِيَمِيْزَ اللّٰهُ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيْثَ بَعْضَهٗ عَلٰى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهٗ جَمِيْعًا فَيَجْعَلَهٗ فِيْ جَهَنَّمَۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
liyamīzallāhul-khabīṡa minaṭ-ṭayyibi wa yaj'alal-khabīṡa ba'ḍahụ 'alā ba'ḍin fa yarkumahụ jamī'an fa yaj'alahụ fī jahannam, ulā`ika humul-khāsirụn
agar Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ مَّا قَدْ سَلَفَۚ وَاِنْ يَّعُوْدُوْا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْاَوَّلِيْنَ
qul lillażīna kafarū iy yantahụ yugfar lahum mā qad salaf, wa iy ya'ụdụ fa qad maḍat sunnatul-awwalīn
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu (Abu Sufyan dan kawan-kawannya), “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi) sungguh, berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu (dibinasakan).”
وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
wa qātilụhum ḥattā lā takụna fitnatuw wa yakụnad-dīnu kulluhụ lillāh, fa inintahau fa innallāha bimā ya'malụna baṣīr
Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَوْلٰىكُمْ ۗنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ۔
wa in tawallau fa'lamū annallāha maulākum, ni'mal-maulā wa ni'man-naṣīr
Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
۞ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
wa'lamū annamā ganimtum min syai`in fa anna lillāhi khumusahụ wa lir-rasụli wa liżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli ing kuntum āmantum billāhi wa mā anzalnā 'alā 'abdinā yaumal-furqāni yaumaltaqal jam'ān, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr
Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
iż antum bil-'udwatid-dun-yā wa hum bil-'udwatil-quṣwā war-rakbu asfala mingkum, walau tawā'attum lakhtalaftum fil-mī'ādi wa lākil liyaqḍiyallāhu amrang kāna maf'ụlal liyahlika man halaka 'am bayyinatiw wa yaḥyā man ḥayya 'am bayyinah, wa innallāha lasamī'un 'alīm
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
اِذْ يُرِيْكَهُمُ اللّٰهُ فِيْ مَنَامِكَ قَلِيْلًاۗ وَلَوْ اَرٰىكَهُمْ كَثِيْرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ سَلَّمَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
iż yurīkahumullāhu fī manāmika qalīlā, walau arākahum kaṡīral lafasyiltum wa latanāza'tum fil-amri wa lākinnallāha sallam, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr
(Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu.
وَاِذْ يُرِيْكُمُوْهُمْ اِذِ الْتَقَيْتُمْ فِيْٓ اَعْيُنِكُمْ قَلِيْلًا وَّيُقَلِّلُكُمْ فِيْٓ اَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ۗوَاِلَى اللّٰهِ تُرْجَعُ الْاُمُوْرُ
wa iż yurīkumụhum iżiltaqaitum fī a'yunikum qalīlaw wa yuqallilukum fī a'yunihim liyaqḍiyallāhu amrang kāna maf'ụlā, wa ilallāhi turja'ul-umụr
Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkan-Nya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوْا وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ
yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītum fi`atan faṡbutụ ważkurullāha kaṡīral la'allakum tufliḥụn
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.
وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ
wa aṭī'ullāha wa rasụlahụ wa lā tanāza'ụ fa tafsyalụ wa taż-haba rīḥukum waṣbirụ, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn
Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَّرِئَاۤءَ النَّاسِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ بِمَايَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ
wa lā takụnụ kallażīna kharajụ min diyārihim baṭaraw wa ri`ā`an-nāsi wa yaṣuddụna 'an sabīlillāh, wallāhu bimā ya'malụna muḥīṭ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.
وَاِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَاِنِّيْ جَارٌ لَّكُمْۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَتِ الْفِئَتٰنِ نَكَصَ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَقَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكُمْ اِنِّيْٓ اَرٰى مَا لَا تَرَوْنَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ ۗوَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
wa iż zayyana lahumusy-syaiṭānu a'mālahum wa qāla lā gāliba lakumul-yauma minan-nāsi wa innī jārul lakum, fa lammā tarā`atil-fi`atāni nakaṣa 'alā 'aqibaihi wa qāla innī barī`um mingkum innī arā mā lā tarauna innī akhāfullāh, wallāhu syadīdul-'iqāb
Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya.
اِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ غَرَّ هٰٓؤُلَاۤءِ دِيْنُهُمْۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
iż yaqụlul-munāfiqụna wallażīna fī qulụbihim maraḍun garra hā`ulā`i dīnuhum, wa may yatawakkal 'alallāhi fa innallāha 'azīzun ḥakīm
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfirman), “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْۚ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ
walau tarā iż yatawaffallażīna kafarul-malā`ikatu yaḍribụna wujụhahum wa adbārahum, wa żụqụ 'ażābal-ḥarīq
Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.”
ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِۙ
żālika bimā qaddamat aidīkum wa annallāha laisa biẓallāmil lil-'abīd
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya,
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاَخَذَهُمُ اللّٰهُ بِذُنُوْبِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
kada`bi āli fir'auna wallażīna ming qablihim, kafarụ bi`āyātillāhi fa akhażahumullāhu biżunụbihim, innallāha qawiyyun syadīdul-'iqāb
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi sangat keras siksa-Nya.
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً اَنْعَمَهَا عَلٰى قَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
żālika bi`annallāha lam yaku mugayyiran ni'matan an'amahā 'alā qaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim wa annallāha samī'un 'alīm
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui,
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۚ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَۚ وَكُلٌّ كَانُوْا ظٰلِمِيْنَ
kada`bi āli fir'auna wallażīna ming qablihim, każżabụ bi`āyāti rabbihim fa ahlaknāhum biżunụbihim wa agraqnā āla fir'aụn, wa kullung kānụ ẓālimīn
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan oleh dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir‘aun dan pengikut-pengikutnya; karena mereka adalah orang-orang yang zalim.
اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَۖ
inna syarrad-dawābbi 'indallāhillażīna kafarụ fa hum lā yu`minụn
Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman.
الَّذِيْنَ عَاهَدْتَّ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَهُمْ فِيْ كُلِّ مَرَّةٍ وَّهُمْ لَا يَتَّقُوْنَ
allażīna 'āhatta min-hum ṡumma yangquḍụna 'ahdahum fī kulli marratiw wa hum lā yattaqụn
(Yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah).
فَاِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِى الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَّنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
fa immā taṡqafannahum fil-ḥarbi fa syarrid bihim man khalfahum la'allahum yażżakkarụn
Maka jika engkau (Muhammad) mengungguli mereka dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, agar mereka mengambil pelajaran.
وَاِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْۢبِذْ اِلَيْهِمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْخَاۤىِٕنِيْنَ
wa immā takhāfanna ming qaumin khiyānatan fambiż ilaihim 'alā sawā`, innallāha lā yuḥibbul-khā`inīn
Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَبَقُوْاۗ اِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَ
wa lā yaḥsabannallażīna kafarụ sabaqụ, innahum lā yu'jizụn
Dan janganlah orang-orang kafir mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sungguh, mereka tidak dapat melemahkan (Allah).
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
wa a'iddụ lahum mastaṭa'tum ming quwwatiw wa mir ribāṭil-khaili tur-hibụna bihī 'aduwwallāhi wa 'aduwwakum wa ākharīna min dụnihim, lā ta'lamụnahum, allāhu ya'lamuhum, wa mā tunfiqụ min syai`in fī sabīlillāhi yuwaffa ilaikum wa antum lā tuẓlamụn
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).
۞ وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
wa in janaḥụ lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal 'alallāh, innahụ huwas-samī'ul-'alīm
Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
وَاِنْ يُّرِيْدُوْٓا اَنْ يَّخْدَعُوْكَ فَاِنَّ حَسْبَكَ اللّٰهُ ۗهُوَ الَّذِيْٓ اَيَّدَكَ بِنَصْرِهٖ وَبِالْمُؤْمِنِيْنَۙ
wa iy yurīdū ay yakhda'ụka fa inna ḥasbakallāh, huwallażī ayyadaka binaṣrihī wa bil-mu`minīn
Dan jika mereka hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin,
وَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْۗ لَوْاَنْفَقْتَ مَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مَّآ اَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ اَلَّفَ بَيْنَهُمْۗ اِنَّهٗ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
wa allafa baina qulụbihim, lau anfaqta mā fil-arḍi jamī'am mā allafta baina qulụbihim wa lākinnallāha allafa bainahum, innahụ 'azīzun ḥakīm
dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّٰهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
yā ayyuhan-nabiyyu ḥasbukallāhu wa manittaba'aka minal-mu`minīn
Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَى الْقِتَالِۗ اِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ عِشْرُوْنَ صَابِرُوْنَ يَغْلِبُوْا مِائَتَيْنِۚ وَاِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ مِّائَةٌ يَّغْلِبُوْٓا اَلْفًا مِّنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ
yā ayyuhan-nabiyyu ḥarriḍil-mu`minīna 'alal-qitāl, iy yakum mingkum 'isyrụna ṣābirụna yaglibụ mi`ataīn, wa iy yakum mingkum mi`atuy yaglibū alfam minallażīna kafarụ bi`annahum qaumul lā yafqahụn
Wahai Nabi (Muhammad)! Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti.
اَلْـٰٔنَ خَفَّفَ اللّٰهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ اَنَّ فِيْكُمْ ضَعْفًاۗ فَاِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ مِّائَةٌ صَابِرَةٌ يَّغْلِبُوْا مِائَتَيْنِۚ وَاِنْ يَّكُنْ مِّنْكُمْ اَلْفٌ يَّغْلِبُوْٓا اَلْفَيْنِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
al-āna khaffafallāhu 'angkum wa 'alima anna fīkum ḍa'fā, fa iy yakum mingkum mi`atun ṣābiratuy yaglibụ mi`ataīn, wa iy yakum mingkum alfuy yaglibū alfaini bi`iżnillāh, wallāhu ma'aṣ-ṣābirīn
Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus (orang musuh); dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.
مَاكَانَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗٓ اَسْرٰى حَتّٰى يُثْخِنَ فِى الْاَرْضِۗ تُرِيْدُوْنَ عَرَضَ الدُّنْيَاۖ وَاللّٰهُ يُرِيْدُ الْاٰخِرَةَۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ
mā kāna linabiyyin ay yakụna lahū asrā ḥattā yuṡkhina fil-arḍ, turīdụna 'araḍad-dun-yā wallāhu yurīdul-ākhirah, wallāhu 'azīzun ḥakīm
Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
لَوْلَاكِتٰبٌ مِّنَ اللّٰهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيْمَآ اَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
lau lā kitābum minallāhi sabaqa lamassakum fīmā akhażtum 'ażābun 'aẓīm
Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil.
فَكُلُوْا مِمَّاغَنِمْتُمْ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
fa kulụ mimmā ganimtum ḥalālan ṭayyibaw wattaqullāh, innallāha gafụrur raḥīm
Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّمَنْ فِيْٓ اَيْدِيْكُمْ مِّنَ الْاَسْرٰٓىۙ اِنْ يَّعْلَمِ اللّٰهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ خَيْرًا يُّؤْتِكُمْ خَيْرًا مِّمَّآ اُخِذَ مِنْكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
yā ayyuhan-nabiyyu qul liman fī aidīkum minal-asrā iy ya'lamillāhu fī qulụbikum khairay yu`tikum khairam mimmā ukhiża mingkum wa yagfir lakum, wallāhu gafụrur raḥīm
Wahai Nabi (Muhammad)! Katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di tanganmu, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan yang lebih baik dari apa yang telah diambil darimu dan Dia akan mengampuni kamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
وَاِنْ يُّرِيْدُوْا خِيَانَتَكَ فَقَدْ خَانُوا اللّٰهَ مِنْ قَبْلُ فَاَمْكَنَ مِنْهُمْ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
wa iy yurīdụ khiyānataka fa qad khānullāha ming qablu fa amkana min-hum wallāhu 'alīmun ḥakīm
Tetapi jika mereka (tawanan itu) hendak mengkhianatimu (Muhammad) maka sesungguhnya sebelum itu pun mereka telah berkhianat kepada Allah, maka Dia memberikan kekuasaan kepadamu atas mereka. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَاجِرُوْا مَا لَكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوْاۚ وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
innallażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi wallażīna āwaw wa naṣarū ulā`ika ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, wallażīna āmanụ wa lam yuhājirụ mā lakum miw walāyatihim min syai`in ḥattā yuhājirụ, wa inistanṣarụkum fid-dīni fa 'alaikumun-naṣru illā 'alā qaumim bainakum wa bainahum mīṡāq, wallāhu bimā ta'malụna baṣīr
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ اِلَّا تَفْعَلُوْهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الْاَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌۗ
wallażīna kafarụ ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, illā taf'alụhu takun fitnatun fil-arḍi wa fasādung kabīr
Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
wallażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi wallażīna āwaw wa naṣarū ulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum magfiratuw wa rizqung karīm
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا مَعَكُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ مِنْكُمْۗ وَاُولُوا الْاَرْحَامِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
wallażīna āmanụ mim ba'du wa hājarụ wa jāhadụ ma'akum fa ulā`ika mingkum, wa ulul-ar-ḥāmi ba'ḍuhum aulā biba'ḍin fī kitābillāh, innallāha bikulli syai`in 'alīm
Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


Update Terakhir: 22.06.2018 sesuai versi Kemenag
© 2020. Litequran.net

Rabu, 15 April 2020

EMPAT SIFAT YANG PALING DIBENCI RASULLULLAH

Empat Sifat yang Paling Dibenci Rasulullah

Sebagai umat Nabi, tentu kita ingin selalu meneladaninya sehingga di akhirat kelak beliau mengakui kita sebagai umatnya. Oleh karena itu, kita harus merenungi sabda Nabi saw. berikut:

عن ثعلبة الخشني قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن أحبكم إلي وأقربكم مني في الأخرة محاسنكم أخلاقا وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني في الآخرة أسوأكم أخلاقا الثرثارون المتفيهقون المتشدقون

Diriwayatkan dari Tsa’labah Al Khusyaini, ia berkata, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “sesungguhnya orang yang paling aku sukai dan paling dekat denganku di akhirat adalah orang yang baik akhlaknya, sedangkan orang yang aku benci dan paling jauh dari aku adalah ornag buruk akhlaknya, banyak bicara, sombong, dan bicara kasar

Hadis tersebut menerangkan jika kriteria orang yang dibenci Rasulullah dan berada paling jauh adalah mereka yang buruk akhlaknya, banyak nicara, sombong, dan bicara kasar. Empat kriteria tersebut patuntnya kita jauhi, agar kelak bisa bersanding dan dekat dengan Rasululllah.

Buruk akhlaknya adalah kriteria pertama yang dibenci dan paling jauh dari Rasulullah. Orang yang beraklak buruk tentu bertolak belakang dengan ajaran Islam. Bagaimana tidak, Rasulullah saja diutus untuk memperbaiki akhlak. Sebagaimana hadis Nabi:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”

Kriteria kedua adalah ia yang banyak bicara. Selain menghabiskan banyak waktu, perilaku tersebut bisa menjerumuskan dirinya pada urusan yang tidak berfaedah. Di antara bahan pembicaraan yang mendorong seseorang banyak bicara adalah pembicaraan yang tidak penting. Hadis dari Ibnu Umar :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي

Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)

Ketiga adalah ia yang sombong. Perilaku ini lebih sering menolak kebemaran dan meremehkan orang lain. Seseorang yang sombong pasti memandaang dirinya berada diatas kebenaran dan merasa lebih diantara yang lain. Perilaku tersebut bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan QS An Nahl ayat 23:

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.”

Kriteria keempat adalah ia yang bicara dengan kasar. Perilaku seperti itu banyak menyakiti prang sekitar, sengaja atau tidak sengaja. Namun alangkah lebih baiknya jika kita bisa bersikap santun pada semua orang.  Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)

Ketiga adalah ia yang sombong. Perilaku ini lebih sering menolak kebemaran dan meremehkan orang lain. Seseorang yang sombong pasti memandaang dirinya berada diatas kebenaran dan merasa lebih diantara yang lain. Perilaku tersebut bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan QS An Nahl ayat 23:

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.”

Kriteria keempat adalah ia yang bicara dengan kasar. Perilaku seperti itu banyak menyakiti prang sekitar, sengaja atau tidak sengaja. Namun alangkah lebih baiknya jika kita bisa bersikap santun pada semua orang.  Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”

From ; Islami.co

Minggu, 12 April 2020

SYAHDUNYA HIDUP DALAM MISTERI

Syahdunya Hidup Misteri
Assalaamualaikum. Wr. Wb.

Terdapat Misteri di alam semesta yang tak seharusnya kita pecahkan,
Bahwasanya semua Jawaban itu terdapat dalam diri kita,
Mengenai diri kita dan mengapa kita ada disini adalah salah satu misteri itu,
manusia yang memiliki akal dan fikiran, haruslah mengerti hal itu.
Karena kita hadir sebagai makhluqNya,
dan kita hanyalah manusia.
Katakanlah "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) Manusia,
Raja Manusia, Sembahan Manusia,
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia,
Dari (golongan) Jin dan Manusia.
Yang tidak semata-mata diciptakannya hanya untuk beribadah pada maha pencipta,
Dan untuk menyampaikan pesan ini yang lembut bagi mereka yang berfikir.

Terimakasihku pada kalian telah mengusik bangsa jin dan manusia,
Sehingga muncul adanya Baik dan benar sebagai makhluq yang sosial,
Sehingga dunia ini hidup diantara siang dan malam,
Gelap dan Terang,
Bersih dan kotor,
Karena kami bukanlah syaitan yang selalu buruk,
Dan kami bukanlah malaikat yang selalu baik dan meningkat keimanannya.
Kami hidup bagai gelombang longitudinal yang terus bergelombang,
terkadang naik dan terkadang turun.
karena kami tak pernah luput dari khilaf dan kesalahan.
Namun dahsyatnya Alloh yang maha pengampun lagi maha penyayang.

karena kami akan berusaha selalu hadir disisimu wahai makhluq yang mulia,
Wahai baginda Nabiku pemberi rohmat seluruh 'alam
tak luput keagungan tuhan atas sholawat dan salam
yang akan selalu menghampirimu yaa mursaliin,
dan kebesaran maha bijaksana yaa Muhammad,
maha pengasih dan maha penyayang untukmu yaa mahdi.

Do'a Kami Saat ini :

Shollolloohu 'Alaa Muhammad.
Yaa Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dahulu dari kami,
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang yang beriman,
Yaa Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.
Shollolloohu 'Alaa Muhammad.

Marilah kita gunakan akal fikiran kita dengan baik dan benar
Meskipun postingan awal ada yg Hacker n hapus,
Fikiran ini haruslah tetep dingin, kita buktikan Alloh itu ada.
Sambil merenung dan ngopi mariii,,,,
wassalaamualaikum. Wr. Wb.

IBLIS BUKA RAHASIA KE NABI MUHAMMAD SAW

IBLIS BUKA RAHASIA KE NABI MUHAMMAD SAW...

IBLIS merupakan musuh nyata yang tidak pernah letih menggoda Bani Adam. Misi utamanya adalah membawa sebanyak-banyaknya umat menuju jalan sesat, agar kelak bersamanya ke lembah neraka. Iblis dan bala tentaranya memiliki berbagai macam cara menjerumuskan manusia.

Ternyata mahkluk sombong ini pernah datang menemu Rasulullah SAW untuk mengungkapkan kejujuran. Ia membongkar semua rahasia diri beserta seluruh bala tentara. Dialog yang terjadi antara Nabi Muhammad dan iblis berjalan cukup lama.

Rasul mempertanyakan semua hal yang menjadi rahasia iblis. Mulai dari cara iblis menggoda, hingga amalan yang bisa menyakitinya. Percakapan ini membuat manusia mengetahui tipu daya iblis dan membentengi diri. Lantas, apa saja rahasia iblis lainnya yang dibongkar dihadapan Rasul?

Hadis ini diriwayatkan dari Muadz bin Jabal ra. dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata bahwa pada suatu hari dirinya bersama sahabat lainnya dan Rasulullah sedang mengadakan pertemuan di rumah salah seorang sahabat Anshar di Madinah.Tiba-tiba dari luar rumah terdengar seseorang mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk.

Iblis : "Wahai penghuni rumah, apakah kalian mengizinkan aku masuk, karena kalian membutuhkan aku..?"

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat,

Rasulullah SAW : "Apakah kalian tahu siapa yang berseru itu..?"

Para Sahabat : "Tentu Allah dan rasulnya yang lebih tahu."

Rasulullah SAW : "Dia adalah Iblis yang terkutuk..! Semoga Allah senantiasa melaknatnya."

Umar bin Khatab ra. : "Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkan aku membunuhnya..?"

Rasulullah SAW : "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (Hari Kiamat)..?"

Rasulullah SAW melanjutkan perkataanya, Beliau meminta kepada sahabat agar mendengarkan dan memahami ucapan yang disampaikan iblis.

Setelah pintu dibuka, masuklah iblis ditengah-tengah majelis tersebut. Rupa iblis terlihat sangat mengerikan. Dia adalah sosok tua dengan mata buta sebelah serta memiliki janggut sebanyak tujuh helai dan menyerupai rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah dan memanjang ke atas. Kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, dan kedua bibirnya seperti bibir macan.

Iblis : "Assalamu' alaika ya Muhammad (Salam untukmu wahai Muhammad), assalamu' alaikum ya jama' atal muslimin (Salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)."

Rasulullah SAW : "Assalamu' lillah ya la' inin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai mahluk terlaknat). Aku mengetahui engkau punya keperluan terhadap kami. Apa keperluanmu itu wahai Iblis..?"

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam islam.”

“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Semoga dengan mengetahui ini, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW selalu membekali diri dengan iman, melakukan amalan yang membuat Iblis menjadi lemah, menjauhi hal-hal yang diinginkan mahkluk terlaknat tersebut. Allah lah maha pemilik ilmu pengetahuan.

MENJALANKAN IBADAH TETAPI BERBUAT JAHAT

BANYAK ORANG BANGKRUT
PAHALA SHOLAT, PUASA, ZAKATNYA DLL 
DI SEDOT OLEH ORANG YG DI DIRUGIKAN OLEH NYA 
MENJALANKAN IBADAH TETAPI BERBUAT JAHAT

Rasulullah SAW menjelaskan secara gamblang tentang definisi orang yang bangkrut. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah R. A, Rasullah SAW bersabda, “ Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu? Mereka menjawab, ‘Menurut kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang maupun harta’.

Beliau (Rasulullah) bersabda, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di antara umatku ialah orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa pahala sholat, puasa, dan zakat. Tetapi, ia juga pernah mencela orang, menuduh orang berzina, memakan harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. Maka kebaikannya diberikan kepada orang-orang itu (yang dizalimi). Jika kebaikannya telah habis sebelum tanggungannya ditunaikan, maka dosa orang-orang tersebut diambil dan dilemparkan kepadanya (yang menzalimi). Lalu, dilemparkan ia ke neraka.” (H.R. Imam Muslim).

Kamis, 02 April 2020

TERUNTUK DIRI

"Seandainya manusia itu mengetahui aib-aib dirinya yang telah ditutupi oleh Allah, niscaya ia akan menjerit dan menangis karena malu atas aib-aibnya sendiri, tanpa sempat memikirkan aib orang lain."
“Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku.”

لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

"Tak ada kekuatan (menghindari keburukan) dan tak ada kekuatan (mendatangkan kebaikan) kecuali semuanya dari Allah Sang Maha Tinggi lagi Maha Agung." Dekatkan dirimu dengan Sang pengatur kehidupan, Dia akan mengamankanmu dari segala yang kau takutkan.
Tetaplah rendah hati dalam keadaan apapun selalu berbuat baik selagi hidup. Karena dunia ini hanyalah sebatas tarikan nafas.

اللهم صلى وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

NIAT MERUBAH SEGALANYA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar disebabkan niat, dan betapa banyak pula amal yang besar menjadi kecil hanya kerana niat.

Niat baik mendapat ganjaran yang baik.

Tersalah niat seperti berbuat amal tetapi untuk berbangga bangga dapat memusnahkan pahala amal tersebut.

Amal tetapi riak, takkabur dan ujub tidak akan diterima Allah.

Amalan ahli syurga...

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَنْبِئْنِي بِعَمَلٍ إِنْ عَمِلْتُ بِهِ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ قَالَ أَفْشِ السَّلَامَ وَأَطِبْ الْكَلَامَ وَصِلْ الْأَرْحَامَ وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلْ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Daripada Abu Hurairah RA bahawasanya ia mendatangi Nabi SAW seraya berkata; Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang jika aku kerjakan maka aku akan masuk syurga?" maka baginda bersabda: "Sebarkanlah salam, ucapkanlah perkataan yang baik, sambunglah hubungan silaturahim dan solatlah di waktu malam ketika manusia sedang nyenyak tidur, maka engkau akan masuk syurga dengan selamat."
(Hadith Riwayat Ahmad)

Usah diperkecilkan amalan yang kelihatan kecil di pandangan manusia.

ربما تنام وعشرات الدعوات تُرفع لك ، من فقير أعنته أو جائع أطعمته ، أو حزين أسعدته أو مكروب نفست عنه ، فلا تستهن بفعل الخير. 
( ابن قيم الجوزية، مفتاح دار السعادة )

"Boleh jadi saat engkau tidur terlelap, pintu pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa kebaikan untukmu, dari seorang fakir yang telah engkau tolong, atau dari orang kelaparan yang telah engkau beri makan, atau dari seorang yang sedih yang telah engkau bahagiakannya, atau dari seorang yang kesusahan denganmu yang telah engkau lapangkan. Maka janganlah engkau sekali kali meremehkan sebuah kebaikan..." 
(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Miftah Dar As Sa’adah)

Amalan yang istiqamah lebih dikasihi walaupun sedikit...

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَحْتَجِرُ حَصِيرًا بِاللَّيْلِ فَيُصَلِّي عَلَيْهِ وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ فَيَجْلِسُ عَلَيْهِ فَجَعَلَ النَّاسُ يَثُوبُونَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ حَتَّى كَثُرُوا فَأَقْبَلَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ

Dari Aisyah RA bahawa pada suatu malam Nabi SAW mengambil tikar yang diperbuat daripada pelepah dan daun tamar untuk dijadikan dinding tempat baginda bersolat di waktu malam dan di waktu siang baginda menghamparkan tikar daun tamar itu dan duduk di atasnya, orangpun datang berkumpul kepada Rasulullah lalu solat sepertinya sehingga ramai yang mengikutinya, Rasulullah datang dan menemui mereka lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, beramallah sekadar kemampuan kamu, bahawasanya, Allah tidak akan berasa jemu sehingga kalian merasa jemu. Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan secara berkekalan walaupun sedikit."
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Laksanakanlah amalan soleh walau sekecil manapun ia kerana tiadalah kita tahu amalan soleh yang manakah akan melayakkan rahmat Allah dan seterusnya membawa kita ke syurga. 

Amalan yang dilihat hebat di mata manusia mungkin tidak bernilai di sisi Allah kerana sering digoda riya', manakala amalan kecil lebih mudah ikhlas kerana tiada diendah oleh manusia.

Kadang-kadang kerana mengelak daripada dosa kecil, kita terjebak pula dengan dosa besar. Dan kerana melakukan amalan sunat kita terlepas amalan wajib.

Oleh itu, berhati-hatilah.

Tiga amalan penerus pahala...

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak solih yang mendoakannya."
(Hadith Riwayat Muslim)

Justeru, beramallah dengan hati yang ikhlas kerana mencari cinta dan keredhaan Allah...

MUSIBAH YANG MENIMPAMU ADALAH PENCUCI DOSA-DOSAMU

MUSIBAH YANG MENIMPAMU ADALAH PENCUCI DOSA-DOSAMU

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهم صل على سيدنا وعلى ال سيدنا محمد

اعوذبا الله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم

 قال معروف الكرخي - رحمه الله 
 
*《 إن الله يبتلي المؤمن بالأسقام والأوجاع ، فيشكو إلى أصحابه ، فيقول الله تبارك وتعالی : وعزتي وجلالي ما ابتليتك إلا لأغسلك من الذنوب ، فلا تشتكي 》.*

 |[ المرض والكفارات (۱۷٧) ]|

*Ma'ruf Al-Kurkhi* rahimahullah pernah berkata 

_"Sesungguhnya Alloh menguji seorang mukmin itu dengan berbagai penyakit dan penderitaan yg meyedihkan. Lalu dia mengadu/mengeluhkan (hal itu) kepada teman-temannya._

Maka Allah berfirman 

Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah Aku mengujimu, kecuali Aku ingin membersihkanmu dari dosa". karena itu janganlah kamu mengeluh.

[ *Al-Maradhu wal Kaffaaraat*, hal. 177]

*Catatan :*

Ya, diantara perkara yg bisa menjadi penghapus dosa"yg pernah dilakukan oleh seorang Muslim itu adalah adanya *musibah yang menimpanya.*

Jika dia *bersabar dalam menerima musibah yang menimpanya,* maka semua musibah yang menimpanya itu akan menjadi penghapus dosa baginya, baik musibah itu besar atau pun kecil. 

Rasûlullah Saw pernah bersabda :

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya (lalu dia bersabar dengan itu semua), melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua. [Muttafaqun ‘alaihi]

Rasûlullâh Saw juga pernah bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allâh akan menggugurkan dosa"nya bersamanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.
 HR *Imam Al-Bukhari*

GURU SEJATI

Hakikat guru menurut Al-Imam Ibnu Athoillah al-Askandary rahimahullah.

ليس شيخك من سمعت منه

Guru sejati bukanlah orang yang engkau dengar (ceramah-ceramah) sebatas dari lisannya saja. 
وإنما شيخك من أخذت عنه

Tapi, dia adalah orang tempatmu mengambil hikmah dan akhlaq

و ليس شيخك من واجهتك عبارته

Bukanlah guru sejati , seseorang yang hanya membimbingmu dengan retorika

وإنما شيخك الذى سرت فيك إشارته
Tapi, orang yang disebut guru sejati bagimu adalah orang yang isyarat-isyaratnya mampu menyusup dalam sanubarimu. 
وليس شيخك من دعاك الى الباب

Dia bukan hanya seorang yang mengajakmu sampai kepintu.

وإنما شيخك الذى رفع بينك وبينه الحجاب

Tapi, yang disebut guru bagimu itu adalah orang yang (bisa) menyingkap hijab (penutup) antara dirimu dan dirinya.

وليس شيخك من واجهك مقاله

Bukanlah gurumu, orang yang ucapan-ucapannya membimbingmu

وإنما شيخك الذى نهض بك حاله

Tapi, yang disebut guru bagimu adalah orang yang aura kearifannya dapat membuat jiwamu bangkit dan bersemangat.

شيخك هو الذى أخرجك من سجن الهوى و دخل بك على المولى

Dia adalah orang yang bisa membuatmu keluar dari penjara hawa nafsu,dan mengajakmu masuk ke dalam naungan Allah. 
شيخك هو الذى مازال يجلو مرآة قلبك حتى تجلت فيها انوار ربك

Guru sejati bagimu adalah orang yang senantiasa membuat cermin hatimu jernih,sehingga cahaya Tuhanmu dapat bersinar terang di dalam hatimu...

Peresmian Jalan Eyang Kiyai Hasan Maolani

Bumi Panungtung Mengucapkan: selamat dan sukses atas peresmian  Nama Jalan Lingkar Timur Utara Tugu Ikan Sampora - Tugu Sajati Ancaran, sepa...