Sabtu, 15 Oktober 2016

Tafsir Puisi Ad'diba'i

Maka ‘Arsy pun berguncang penuh suka cita dan riang gembira. Sementara itu “kursi” Allah bertambah wibawa dan tenang. Langit dipenuhi berjuta cahaya dan bergemuruhlah suara malaikat membaca tahlil, tamjid (pengangungan) dan istighfar.

(Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar) 3x

Dan sang ibunda tiada henti melihat bermacam tanda kemegahan dan keistimewaan sang janin, hingga sempurnalah masa kandungannya. Maka ketika sang bunda telah merasa kesakitan, dengan izin Tuhan, Sang Pencipta makhluk, lahirlah kekasih Allah, Muhammad saw., dalam keadaan bersujud, bersyukur dan memuji, dengan wajah sempurna laksana purnama…

Dengan keindahannya, padang gurun yang luas pun tersinarkan. Dengan cahayanya, semesta pun menjadi terang benderang. Dan makhluk-makhluk setelahnya pun segera masuk dalam ikatan bai’atnya, sebagaiman makhluk-makhluk terdahulu pernah memasukinya.

Mu’jizat agung pertamanya adalah padamnya api sesembahan di negeri Persia, bersamaan dengan runtuhnya gedung-gedung kehormatannya.

Dan dilemparnya setan-setan dari langit dengan bintang-bintang yang membakar. Seketika, semua raja jin yang dengan angkuh menguasai kerajaannya menjadi hina dan tunduk.

(Semua itu terjadi) ketika cahaya Muhammad yang cemerlang memancar. Dan menjadi teranglah semesta raya dengan keindahan cahayanya yang gemerlap, sampai tiba waktunya nabi diserahkan kepada wanita yang menyusui.

Diserukan, “Siapakah yang mau mengasuh anak yatim bak permata yang tiada banding kemahalan harganya ini?” Berkatalah sekelompok burung, “Kamilah yang sanggup mengasuh dan berharap dapat mengambil keuntungan cita-citanya yang agung.” Binatang-binatang liar pun menyahut, “Kamilah yang lebih berhak mengasuhnya agar memperoleh kemuliaan dan keagungannya.”

Diserukan lagi, “Tenanglah kalian, wahai golongan umat. Sesungguhnya Allah telah memutuskan sejak zaman dahulu kala bahwasanya Nabi Muhammad saw. akan menyusu kepada seorang wanita yang penuh kasih saying bernama Siti Halimah.”

Kemudian berpalinglah para wanita yang biasa menyusui bayi-bayi dari Nabi Muhammad sw., karena suratan takdir memang telah menentukan. Kebahagiaan bagi Halimah binti Abi Dzuaib. Tatkala pandangan Halimah tertuju kepada Nabi, segera saja ia meraih bayi itu, meletakkannya ke pangkuannya dan mendekapnya ke dadanya. Sang jabang bayi menampakkan kegembiraan dan senyuman kepadanya. Lalu dari gigi depannya cahaya memancar hingga menembus langit. Kemudian nabi pun dibawa Halimah menuju tunggangannya.

Lalu mereka berangkat menuju ke kampung halamannya. Ketika Halimah dan nabi tiba di tempat ... tampaklah keberkahan sang nabi atas kambing-kambing ternaknya. Dan setiap hari Halimah melihat tanda-tanda yang luar biasa dari diri nabi.

Meningkatnya taraf kehidupan dan kedudukan Halimah, sehingga nabi pun semakin mendapat kasih sayang dan perlindungannya, serta dapat bergaul bebas dengan anak-anak asuhnya.

Suatu hari, ketika nabi sedang bermain di suatu tempat yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, tiba-tiba datanglah tiga orang berwajah laksana matahari dan rembulan.

Anak-anak pun berlarian ketakutan, sedangkan Nabi saw. tetap diam keheranan.

Kemudian tiga orang itu membaringkan Nabi di atas tanah dengan perlahan, lalu membedah dada nabi dengan lembut, kemudian mengeluarkan hati sang penghulu umat manusia.

Mereka melapangkan hati itu dengan kebajikan, membuang tempat setan bersemayam dan mengisinya dengan ketabahan, ilmu pengetahuan, keyakinan dan keridhaan. Lalu mereka mengembalikan hati sang Nabi ke tempat asalnya, dan nabi pun kembali pulih seperti sediakala.

Kemudian salah satu malaikat itu berkata, “Wahai kekasih Dzat Yang Maha Pengasih, andai engkau mengetahui kebaikan yang hendak Allah anugerahkan kepadamu, tentu engkau akan mengetahui ketinggian derajatmu di atas yang lain, dan engkau akan bertambah gembira, bersuka cita, elok nan bercahaya.

Wahai Muhammad, bergembiralah! Karena keluasan ilmumu sungguh telah diberitakan di alam raya, dan semua makhluk menyambut gembira kehadiranmu.

Tak satu pun makhluk Allah yang tidak tunduk dan patuh kepadamu serta mendengarkan sabda-sabdamu.

Akan datang kepadamu unta yang mohon keselamatan, dan biawak serta kijang bersaksi akan kebenaran risalahmu. Pohon, rembulan dan serigala juga mengakui kenabianmu dalam waktu yang dekat.

Kendaraanmu, Buraq, yang selalu merindukan keindahanmu, serta Malaikat Jibril, yang menjadi pembimbing kerajaanmu, telah mengumandangkan sebutan namamu di seluruh penjuru dunia. Rembulan pun akan mengikuti perintahmu, menjadi terbelah dua, sebagai bukti mukjizatmu, “Dan setiap orang di jagat raya merindukan kelahiranmu, serta menantikan

Ketika sang kekasih Allah itu tengah mendengarkan berita malaikat dengan penuh perhatian dan wajahnya tampak berseri-seri bagaikan sinar di pagi hari, tiba-tiba Halimah menjemputnya sambil memanggil..

Ia berseru, “Wahai anakku yang jauh di sana..” Malaikat pun menyahut, “Wahai Muhammad, engkau tidaklah jauh, bahkan engkau sangat dekat dengan Allah, engkaulah pilihan dan kekasih-Nya.”

Halimah kembali berseru, “Wahai anakku yang sendirian..” Malaikat menyahutinya, “Wahai Muhammad, engkau tidak sendirian, bahkan engkaulah orang yang mempunyai pengukuhan. Penghiburmu adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Mahaagung. Dan teman-temanmu adalah saudara-saudaramu yang terdiri dari para malaikat dan ahli tauhid.”

Halimah berseru lagi, “Wahai anak yatim..” Malaikat pun kembali menyahut, “Kebaikan Allah selalu diberikan kepadamu sebagai anak yatim. Sungguh kedudukanmu di sisi Allah sangat agung.”

Ketika Halimah melihat sang Nabi dalam keadaan selamat dari marabahaya, dengan gembira ia mengajaknya pulang ke rumah. Kemudian Halimah menceritakan kejadian itu kepada sebagian peramal dengan mengulang-ulang cerita tersebut kembali.

Kemudian sang peramal bertanya kepada Nabi, “Wahai anak dari negeri Sumur Zamzam, Maqam Ibrahim, Rukun Yamani dan Baitul haram, apakah engkau menyaksikannya dalam keadaan jaga ataukah tidur?”

Nabi menjawab, “Demi kehormatan Raja Yang Maha Mengetahui, aku menyaksikan para malaikat itu dalam keadaan terjaga. Dan aku tidak meragukan kejadian itu dan tidak pula mataku saat itu terhalang.”

Sang peramal itu pun berkata, “Bergembiralah engkau Nak. Engkaulah pembawa panji-panji kemenangan. Kenabianmu menjadi kunci penutup para nabi. Malaikat Jibril akan dating kepadamu.

Dan di atas hamparan alas yang suci akan engkau peroleh firman Tuhan, Yang Mahaagung. Tiada seorang pun yang dapat menghitung keutamaan yang meliputi dirimu. Untuk menguraikan sebagian dari sifatmu, lidah yang fasih pun tak lagi mampu.”

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Burung Hantu Istimewa

  Burung Hantu